Opini

Saatnya Gen Z Menuju Politik Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Riena Enjang

Wacana-edukasi.com, OPINI– Dilansir dari Antaranews.com (07/11/24), Generasi Z memegang peran penting dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024. Kontribusi mereka sangat signifikan, yaitu sebanyak 46,8 juta dari total 204 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024. Media sosial menjadi platform utama mereka untuk mendapatkan informasi dan berpartisipasi dalam politik, meski kesadaran mereka terhadap tahapan Pilkada masih minim.

Untuk meningkatkan partisipasi KPU DKI, Jakarta gencar melakukan sosialisasi melalui program seperti KPU Goes to School, dan KPU Goes to Campus. Sementara itu, para pasangan calon berupaya menarik perhatian Gen Z dengan berbagai janji program, seperti penciptaan lapangan kerja, pelatihan wirausaha, dan pendidikan vokasi.

 Analis politik menekankan pentingnya Generasi Z bersikap kritis terhadap dinamika politik, sementara penyelenggara dan paslon perlu lebih kreatif dalam merangkul mereka agar janji-janji yang terekam dalam jejak digital benar-benar diwujudkan dan membawa perubahan nyata.

Pentingnya Sikap Kritis Generasi Z dalam Politik Demokrasi

Generasi Z perlu memiliki kesadaran yang lebih mendalam tentang kebobrokan demokrasi yang berlaku saat ini. Meskipun demokrasi menjanjikan kebebasan dan partisipasi politik, faktanya sering kali sistem ini hanya menjadi alat untuk kepentingan segelintir pihak yang menguasai kekuasaan.

Janji-janji politik yang tidak terealisasi, ketidakadilan dalam distribusi sumber daya, serta praktik korupsi yang sering terjadi menunjukkan bahwa demokrasi sering kali tidak berpihak pada kepentingan rakyat, terutama generasi muda. Gen Z, yang tumbuh di era digital dengan akses informasi yang lebih luas, memiliki potensi untuk melihat lebih jauh dan lebih kritis terhadap kenyataan ini.

Mereka perlu melek terhadap fakta bahwa sistem demokrasi sering kali hanya mengandalkan suara rakyat untuk meraih kekuasaan. Padahal, sistem ini tidak memberikan perubahan yang signifikan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk memahami bahwa perjuangan untuk perubahan tidak hanya terbatas pada mekanisme pemilu dalam sistem demokrasi, tetapi juga melalui pencarian sistem yang lebih adil, seperti sistem politik Islam yang menawarkan solusi holistik untuk masalah-masalah sosial dan ekonomi.

Di samping itu generasi Z mesti tahu bahwa yang berhak membuat hukum bukanlah manusia, tetapi Dia Sang Pencipta, Allah Swt.. Dengan menerapkan hukum dari-Nya, maka segala persoalan seperti keadilan sosial, ekonomi, politik, dan lain-lain akan mudah dientaskan. Allah Swt. Berfirman,

إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ يَقُصُّ ٱلْحَقَّ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلْفَٰصِلِينَ

“Sesungguhnya yang menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik.” (TQS. Al-An’am : 57)

Kekuatan Utama Gen Z dalam Dunia Politik

Kekuatan utama Gen Z dalam dunia politik terletak pada kemampuan mereka untuk memanfaatkan teknologi dan media sosial secara efektif. Generasi ini tumbuh di era digital, di mana informasi dapat diakses dengan cepat dan mudah, memungkinkan mereka untuk tetap terhubung dengan berbagai perkembangan politik baik di tingkat lokal maupun global. Media sosial menjadi platform utama bagi Gen Z untuk berpartisipasi, berbagi pendapat, mengorganisir gerakan, dan memengaruhi opini publik.

Selain itu, Gen Z dikenal sebagai kelompok yang lebih kritis dan terbuka terhadap perubahan, membuat mereka lebih mudah untuk merespons isu-isu sosial dan politik yang relevan, seperti kesetaraan, keadilan sosial, perubahan iklim, dan hak asasi manusia. Dengan sifat mereka yang cenderung idealis dan berorientasi pada perubahan, Gen Z memiliki potensi besar untuk mendobrak struktur politik yang telah ada dan mendorong pembaruan dalam sistem yang lebih berpihak pada kepentingan rakyat. Kekuatan lainnya adalah ketajaman analisis dan keberanian mereka untuk berbicara dan mengkritik, yang menjadikan mereka sebagai kekuatan pendorong bagi perubahan sosial dan politik di masa depan.

Meninggalkan Demokrasi,.Beralih ke Politik Islam

Untuk memahami politik Islam, pemuda membutuhkan peran partai politik yang sahih, yang berfungsi untuk mengedukasi umat tentang politik dan mewujudkan kehidupan bermasyarakat serta bernegara yang berbeda dengan sistem demokrasi. Kriteria partai politik sahih yang harus dipahami pemuda adalah:

Pertama, partai tersebut harus memiliki fikrah (ideologi dan pemikiran) yang jelas dan sahih, yakni Islam. Jika ada partai Islam yang ideologinya bukan Islam, maka patut dipertanyakan landasan visi dan misinya.

Kedua, partai tersebut harus memiliki thariqah (metode) perubahan yang relevan dengan masalah sistem serta sesuai dengan metode dakwah Rasulullah saw., sehingga jika partai Islam masuk ke dalam sistem demokrasi, itu tidak sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad saw.

Ketiga, ikatan yang menghimpun anggotanya haruslah akidah Islam, karena akidah Islam adalah satu-satunya ikatan yang kuat, sementara ikatan kemaslahatan atau kebangsaan bersifat rapuh dan sementara.

Keempat, para anggotanya harus memiliki kesadaran yang benar tentang fikrah dan thariqah partai, dan mereka juga harus diikat oleh akidah Islam, bukan sekadar karena ketokohan atau jabatan. Jika partai Islam menerima keanggotaan dari non muslim, hal itu patut dipertanyakan karena non muslim tidak akan memiliki kesadaran yang benar tentang fikrah dan thariqah Islam.

Generasi Z (Gen Z) memegang peran penting dalam politik Indonesia, terutama dalam Pilkada 2024, dengan kontribusi signifikan melalui media sosial. Namun, mereka perlu lebih kritis terhadap sistem demokrasi yang sering kali hanya menguntungkan segelintir pihak dan tidak menghasilkan perubahan yang nyata. Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, mereka memiliki potensi besar untuk membawa perubahan, baik dengan menyuarakan isu-isu sosial atau dengan beralih ke politik Islam, yang dianggap sebagai sistem yang lebih adil dan holistik.

Gen Z seharusnya memahami bahwa perubahan sejati tidak hanya dapat dicapai melalui pemilu dalam sistem demokrasi, tetapi juga dengan mencari alternatif yang lebih berpihak pada kepentingan rakyat, seperti politik Islam. Untuk itu, mereka perlu bergabung dengan partai politik sahih yang memiliki ideologi Islam yang jelas dan metode perubahan yang sesuai dengan ajaran Rasulullah saw.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 4

Comment here