Syiar IslamTabligul Islam

Sambut Bisyarah Baginda Nabi

blank
Bagikan di media sosialmu

By : Messy Ikhsan (Founder Diksi Hati dan Aktivis Mahasiswa)

Wacana-edukasi.com — “Saya telah membaca tentang Islam dan saya akhirnya tahu bahwa Islamlah agama yang akan menjadi agama seluruh dunia dan semua manusia. Islam akan menyebar di seluruh sudut-sudut Eropa, dan akan datang waktunya Islam menjadi penggerak hakiki dunia ini.” Bertrand Russell (1872-1970)

Jika umat terdahulu maju karena menggenggam erat Islam. Maka, umat saat ini terbelakang karena mecampakkan Islam. Tidakkah semua itu menjadi catatan penting agar kita bisa belajar dari masa lalu.

Sejak Khilafah runtuh 3 Maret 1924, umat Islam ibarat anak ayam yang kehilangan induk. Terlunta-lunta tanpa arah dan tujuan yang jelas. Tak ada yang sudi melayani dan mengasihi. Ditambah lagi, dengan masuknya produk asing seperti nasionalisme dan patriotisme. Kian memperburuk posisi umat muslim.

Kini, kurang lebih seabad sudah berlalu. Umat Islam diatur oleh sistem birahi buatan manusia. Yang jelas rusak dan merusak. Hanya berpihak pada pemilik modal. Lalu mengabaikan kepentingan khalayak. Sehingga keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, dan kenyamanan. Hanya bunga tidur di siang hari. Tak akan menjadi fakta dalam kehidupan nyata.

Kini, umat Islam di seluruh dunia terpontang-panting menjaga akidah. Mempertaruhkan nyawa menghadapi para penjengal dakwah. Namun, tak ada perisai yang bersedia melindungi dan menjaga. Boneka-boneka yang duduk di singgasana hanya mengutuk dan mengecam saja tak berbuah apa-apa.

Belajar dari Pendahulu

Setiap untaian kata yang dikeluarkan baginda merupakan hadiah untuk umat Islam tercinta. Bukan sekadar janji biasa. Ada kejutan luar biasa bagi yang merealisasikan bisyarahnya.

Jika Muhammad Al-Fatih sedari kecil melayakkan diri menyambut bisyarah nabi dengan menguasai segala bidang dan multitalenta. Hafiz qur’an, ahli ibadah, ahli perang, ahli bahasa, dan ahli lainnya.

Nabi dan para sahabat harus merasakan penderitaan hidup; penganiayaan, pencekalan, pemboikotan hingga meregang nyawa, mempersembahkan segala yang dipunya untuk Pencipa, sehingga layak menerima pertolongan Allah Taala. Dengan berdirinya negara Islam di Madinah tercinta.

Mungkin, detik ini cahaya Islam belum bersinar terang. Pertolongan Allah terasa lama datang. Akibat para pejuang mabda masih sibuk dengan urusan pribadi dan keluarga.

Mungkin, kesempitan hidup yang kian merajalela akibat kita masih berharap pada sistem manusia. Seolah Islam bisa berdiri lewat kapitalisme. Padahal Islam dan kapitalisme, ibarat minyak dan air. Memiliki zat yang berbeda dan tak bisa bersatu padu.

Lantas, masihkah kita berleha-leha di jalan perjuangan? Tidakkah kita rindu aturan Islam menerangi semesta? Atau jangan-jangan kita ragu pada bisyarah Nabi?

Wahai Umat, Sambutlah Bisyarah Nabi!

“Adalah masa kenabian itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa khilafah ‘ala minhajin nubuwwah (Khilafah yang menempuh jejak kenabian) adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya (menghentikannya) apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa mulkan ‘ddldlon (Kerajaan yang menggigit), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa mulkan jabbariyah (Kerajaan yang sombong), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya, apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa khilafah ‘ala minhajin nubuwwah (Khilafah yang menempuh jejak kenabian).” Kemudian beliau (Nabi) diam.” (HR. Ahmad dari Nu’man bin Basyir, Musnad Ahmad : IV/273, Al-Baihaqi, Misykatul Mashobih Hal 461. Lafadz Ahmad)

Wahai umat! Para penjegal dakwah kian menunjukkan taringnya. Memijak risalah Ilahi tanpa henti. Memamerkan rasa benci pada Baginda Nabi.

Racun sekularisme kian menggigit tubuh manusia. Pemikiran asing mendekap singgasana utama. Al-qur’an dan sunah dibuang pada lembah nista.

Wahai umat! Kita tak punya waktu banyak. Sampai nyawa masih melenggang di dada. Mari layakkan diri secara sempurna. Lalu mengambil peran di posisi utama. Dalam meraih bisyarah baginda.

Allah berfirman dalam surat An-Nur: 55, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”

Tapan, 31 September 2020

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 6

Comment here