Opini

Sampai Kapan Dunia Abai Pada Gaza?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Sumariya (Aktivis Muslimah)

Wacana-edukasi.com, OPINI– Pasukan Israel mengubah “zona kemanusiaan aman” di Jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing dan abu, menyisakan hanya 9,5 persen wilayah yang disebut “zona aman” bagi warga sipil yang mengungsi, kata Pertahanan Sipil Palestina di Gaza, Sabtu. Menurut pernyataan yang dirilis otoritas tersebut, pada awal invasi darat Israel ke Gaza awal November 2023, pasukan Israel mengusir ratusan ribu warga sipil dari Gaza utara ke Gaza selatan, mengeklaim area tersebut sebagai “zona kemanusiaan yang aman”, (antaranews.com, 25/8/2024).

Perang Palestina-Zionis yang saat ini terjadi di Gaza dan sekitarnya, bukan sekedar kejahatan kemanusiaan, bukan pula sekedar serangan balasan Zionis akibat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Sejatinya, serangan Zionis di Palestina adalah agenda perang ideologi, penjajahan terstruktur, tersistematis, dan masif dilakukan. Zionis tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan negara adidaya.

Zionis adalah anak emas yang dipelihara oleh negara pengemban ideologi kapitalisme, Amerika Serikat. Zionis memang sengaja ditanam di wilayah Timur Tengah sebagai “sumber masalah”. Upaya itu dilakukan demi menjadikan Amerika Serikat menguasai Timur Tengah. Dengan demikian, dapat dikatakan penjajah sesungguhnya di Gaza saat ini adalah Amerika Serikat, karena bagi negara imperium kapitalisme penjajahan adalah perkara yang mutlak.

Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitab Nidzamul Islam bab Qiyadah Fikriyah menjelaskan, bahwa metode (thariqah) berkuasa ideologi kapitalisme adalah dengan penjajahan. Maka, tidak heran jika Amerika Serikat secara terang-terangan memberikan dukungan kepada Zionis mulai dari dana hingga senjata untuk menjajah Gaza.

Negara adidaya Amerika Serikat memiliki kepentingan untuk berkuasa di dunia, terutama di negeri kaum Muslimin yang kaya SDA. Penjajahan pasti menyebabkan kenestapaan di wilayah yang dijajah. Sebagai bukti, serangan Zionis ke Palestina sejak 7 Oktober 2023 saja, telah menewaskan lebih dari 40.200 warga Palestina, yang sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 93 ribu luka-luka.

Data tersebut belum termasuk serangan yang telah dilakukan Zionis sejak tahun 1948. Bahkan saat ini, blokade terus berlangsung di Gaza, hingga menyebabkan kehancuran pada sebagian besar wilayah tersebut, kelangkaan akut pada bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Diketahui sekitar 60 persen obat-obatan esensial dan 83 persen pasokan medis di Gaza telah habis, (antaranews.com, 25/8/2024).

Amerika Serikat menggunakan Zionis untuk memerangi Palestina, meski kadang di negara Muslim yang lain Amerika Serikat menggunakan tangannya sendiri, seperti saat menyerang Irak dan Afganistan hingga membuat keduanya hancur. Serangan itu membuat lebih dari 1,4 juta rakyat Irak tewas. Penerapan ideologi kapitalisme telah membawa kesengsaraan yang mendalam bagi umat manusia. Ideologi ini telah mengakibatkan terbunuhnya jutaan jiwa di seluruh dunia, ini menjadi bukti bahwa sistem kapitalisme yang diterapkan hampir di seluruh dunia adalah sistem yang jahat.

Bahkan, sistem kapitalisme mampu membuat para pemimpin negeri-negeri kaum Muslim tidak mau peduli dengan saudara seakidahnya. Parahnya, lebih dari itu mereka menjadi “iron dome” sejati bagi penjajah Zionis. Mereka membiarkan dan memberikan dukungan pada Amerika Serikat untuk menjajah negeri kaum Muslimin. Sebagai contoh negara Mesir, mereka membangun tembok pembatas begitu dalam dan tinggi di perbatasan Rafah, hingga akhirnya tragedi mengerdilkan yang diberi tajuk “Allah Eyes on Rafah”, Mesir tidak bergeming. Para pemimpin negeri-negeri Muslim telah terlibat dalam pembunuhan saudara mereka sendiri karena diamnya mereka dalam kondisi seperti ini.

Inilah gambaran betapa dahsyatnya sistem kapitalisme merusak persatuan negeri-negeri Muslim. Jadi, genosida yang terjadi di Gaza sejatinya adalah perang ideologi Islam melawan ideologi kapitalisme, dan yang menjadi musuh ideologi kapitalis adalah ideologi Islam sendiri beserta individu yang mengemban ideologi Islam.

Sayangnya, ideologi Islam baru diemban oleh individu saja belum ada negara yang mengembannya. Perang melawan ideologi kapitalisme hanya dilakukan oleh individu muslim Palestina dan kelompok perlawanan saja karena ketiadaan negara yang mengemban ideologi Islam tersebut. Meski demikian, Amerika Serikat, Zionis, dan dunia telah dipermalukan oleh ketabahan Muslim Palestina dalam menghadapi segala penderitaan perang yang ditimpakan kepada mereka. Jika ideologi Islam yang masih diemban oleh individu saja mampu mempermalukan pemimpin negeri Muslim dan dunia, maka bayangkan jika ideologi Islam diemban oleh negara.

Ideologi Islam yang harus diemban oleh negara adalah hukum syariat. Sementara penerapan hukum syariat pasti akan membawa kemaslahatan. Oleh karena itu, ketika negara menerapkan syariat Islam, maka kaum Muslimin akan hidup dalam kemuliaan dan keamanan. Ketika ada penjajah, seperti Amerika Serikat dan Zionis, negara Khilafah akan menyerukan jihad untuk membebaskan kaum Muslimin, sebab begitulah syariatnya sebagaimana yang ada dalam QS. Al-Baqarah ayat 190. Selain itu, seruan jihad adalah upaya negara Khilafah melindungi kaum Muslimin dari segala marabahaya akibat penerapan ideologi kapitalisme.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika menjadi kepala negara Madinah pernah menghukum beberapa Bani Yahudi di Madinah yang telah melanggar perjanjian Piagam Madinah. Mereka diperangi hingga diusir oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari Madinah. Namun, saat ini Khilafah belum ada. Untuk itu dibutuhkan kesadaran di tengah umat untuk mengembalikan kehidupan Islam yang pernah dibangun oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di Madinah. Maka, dibutuhkan peran kelompok dakwah islam ideologi, sebuah kelompok yang mengikuti metode dakwah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menyadarkan umat dan membimbing umat untuk menempuh thariqah syar’i dalam melanjutkan kembali kehidupan Islam yang pernah dibangun oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Wallahu a’lam bishshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here