Oleh : Nabila Zidane (Forum Muslimah Peduli Generasi dan Peradaban)
Usia muda adalah masa dimana potensi sedang berada di titik maksimal. Waktu yang luang dan tenaga yang masih prima merupakan kelebihan para pemuda.
Pemuda juga merupakan aset bangsa yang menentukan harapan dan masa depan bangsa. Selain itu pemuda juga berperan sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya. Pemuda berpotensi besar untuk merubah nasib sebuah bangsa untuk dapat mewujudkan peradaban gemilang tapi pemuda juga bisa menjadi bumerang yang akan meluluhlantakkan suatu Negeri apabila telah hancur agamanya di dalam dirinya.
Menurut Syaikh Abdul Qodir Jailani ada empat hal yang bisa menghancurkan agama dalam diri manusia,
Pertama, tidak mengamalkan apa yang telah diketahui.
Allah Swt. membenci orang-orang yang banyak tahu tentang agama bahkan banyak bicara masalah agama tetapi tidak mengamalkan apa yang ia ketahui. Seperti di dalam firman Allah: “Sungguh Allah sangat murka karena kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan!” (QS. Ash-Shaff: 3)
Ilmu tanpa amal di ibaratkan seperti pohon tanpa buah, sangat disayangkan sekali. Padahal kualitas ilmu seseorang justru akan semakin meningkat manakala diiringi dengan keikhlasan berbagi ilmu dengan manusia lain. Dengan diajarkan, maka ilmu kita akan berkembang, semakin banyak kita mengajar, semakin banyak pula pertanyaan dan akan memacu kita untuk semakin banyak belajar dan membaca lagi. Sebaliknya, ilmu akan berhenti ketika hanya dinikmati sendiri.
Ilmu yang diamalkan ibarat pohon yang rindang dengan buah yang lebat, sehingga bisa memberi manfaat kepada sesama manusia, MasyaAllah.
Janganlah puas dengan ilmu yang dinikmati sendiri karena masih banyak muslim yang tau bahwa sholat itu wajib tapi seringkali lalai dalam melaksanakannya. Banyak muslim yang tau bahwa Allah Swt. melarang mendekati zina tetapi akitivas pacaran dan pergaulan bebas tetap di lakukan. Udah tau perbuatan LGBT seperti kaum Nabi Luth di laknat Allah Swt. tetapi justru mendukung atas nama kebebasan berperilaku.
Banyak penguasa, pejabat, pegawai, hakim yang tahu bahwa suap dan korupsi itu haram tetapi masih saja dilakukan. Sudah tahu menegakkan syariah Islam itu wajib tetapi tidak mau berusaha memperjuangkannya seolah-olah bukan urusannya.
Bahkan mereka tahu bahwa khilafah itu ajaran Islam dan hukumnya wajib tetapi masih berani bilang bahwa khilafah tidak cocok jika diterapkan di Indonesia. Parahnya lagi sistem khilafah di fitnah akan memecah belah dan mengancam negara.
Kedua, mengamalkan apa yang tidak diketahui.
Biasanya kasus ini terjadi ketika manusia melakukan aktivitas berdasarkan kebiasaan masyarakat yang telah dilakukan secara turun temurun dan mereka tidak tahu hukumnya dalam Islam (kurang paham agama).
Misalnya, upacara melempar kepala kerbau ke dalam sebuah Dam (waduk kecil) sebagai tradisi mensyukuri hasil tani. Ada lagi kebiasaan mengirim sesajen ke tengah-tengah hutan atau laut demi menolak bencana, melindungi keturunan atau menjaga keluarga dari marabahaya. Padahal di dalam Islam tidak ada ajaran kirim sesajen demi memperoleh keselamatan.
Dalam Islam manusia hanya diperintahkan berharap hanya kepada Allah Swt.
“Siapa saja yang mengerjakan suatu perbuatan yang tidak Kami perintahkan, maka tertolak.”
(HR.Muslim)
Ketiga, tidak berusaha mencari tahu apa yang kita tidak tahu.
Sudah tahu kita tidak paham, tidak mengerti agama dan juga hukum-hukumnya eh justru tidak ada usaha buat belajar atau mendalami agama dengan kata lain malas.
“Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan.” (Imam Syafi’i)
Contoh yang lainnya, sudah sadar kalau dirinya tidak begitu paham apa itu syariah dan khilafah justru ikutan latah menolak mati-matian. Harusnya kalau tidak paham ya belajar dengan bertanya kepada para pengemban dakwah yang menyeru kepada penerapan syariah secara kafah agar mendapatkan informasi yang benar bukan bertanya kepada para pembenci syariah.
Keempat, menolak orang yang mau mengajarkan kita tentang agama.
Inilah salah satu ciri dari orang sombong. Ketika ada yang menasehati atau mendakwahi malah ditolak. ketika ada yang menyampaikan syariah dan khilafah malah difitnah dan dicaci maki. Diajak diskusi pun malah berakhir dengan debat kusir.
Padahal Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Sombong itu menolak kebenaran.”
(HR Muslim dan Abu Dawud)
Bahkan juga yang tidak mau belajar Islam kepada orang yang lebih muda atau yang lebih rendah status sosialnya. Padahal belajar itu bisa dari siapa saja yang mengajarkan Islam secara Kafah tidak memandang status atau bahkan usia.
Keempat hal inilah yang menghancurkan agama dari seorang muslim dan keempat hal tersebut sangat umum di tengah-tengah pemuda saat ini. Akhirnya hukum Allah pun diabaikan dan dijauhkan. Hukum selain Islam justru diterapkan dan dipertahankan. Sekulerisme benar-benar meracuni pemikiran pemuda. Yang wajib ditinggalkan, yang dilarang justru dilakukan. Yang halal disembunyikan, yang haram justru ditonjolkan. Perkara sunah enggan diamalkan justru perkara bidah malah besar-besarkan. Akhirnya Islam hanya sebagai status di kartu keluarga aja.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim wajib membuang jauh-jauh keempat hal ini dari diri kita. Selamatkan generasi dengan syariah Islam. Jangan sampai pemuda justru menjadi bumerang bagi negerinya. Jadilah sosok pemuda yang cerdas yaitu pemuda yang senantiasa memperdalam agamanya dan mengokohkan keimanan dan ketakwaannya.
Wallahu a’lam bishowab.
Views: 41
Comment here