Oleh : Heni Mariani Saputri, S.Pd. (Pemerhati Sosial)
wacana-edukasi.com, Beberapa pekan lalu diadakannya workshop Pengembangan Kompetensi Guru SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) MA/MAK yang diikuti Guru Madrasah Aliyah/Madrasah Keagamaan yang berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Yogyakarya, Banten, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung dan Kalimantan Selatan. Dalam kegiatan tersebut Muhammad Zain selaku Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah menekankan bahwa fakta sejarah Islam harus di sampaikan secara komprehensif agar siswa memahami sejarah Islam masa lalu secara utuh dan akhirnya terbentuk generasi muda yang moderat. (kemenag.go.id)
Kasubdit Bina GTK MA/MAK, M. Sidik Sisdiyanto berharap dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan guru madrasah, sekaligus menjadi ruang bagi mereka untuk saling bertukar pengalaman terkait moderasi beragama di madrasah masing-masing. (kemenag.go.id)
Jika dicermati, menyingkirkan ajaran Islam yang dianggap radikal merupakan hal menjanggal. Mengapa mengajarkan sejarah Islam harus dipilah ? Apakah di dalam Islam ada mengajarkan hal yang berbahaya sehingga perlu disaring?
Memilah-milah sejarah atau bahkan memutar balikkan fakta sejarah akan menciptakan generasi yang tidak memiliki rasa bangga terhadap identitasnya sebagai muslim. Bahkan, bisa jadi sampai takut dengan agamanya sendiri akibat kesalahan dalam penyampaian sejarah Islam. Menciptakan generasi yang justru akan lebih membanggakan gaya hidup modern ala Barat atau ala Korea, dan lain sebagainya.
Jika memang setiap guru madrasah mata pelajaran SKI diharuskan memahamkan sejarah secara komprehensif, semestinya sejarah diajarkan secara utuh. Tidak hanya sekedar menginformasikan pernahnya terjadi kejayaan Islam, namun seharusnya menjelaskan sampai pada bagaimana peserta didik mampu memahami pola pencapaian kejayaan tersebut untuk di terapkan dalam menyongsong negeri ini.
Sejarah tentang jejak Islam di negeri ini semestinya diajarkan sebagai contoh untuk mendapatkan kemajuan. Jejak sistem Islam memberikan informasi penting bagaimana negara adidaya menjaga kedaulatan negeri Muslim dari kaum imperialis. Contohnya, catatan sejarah Uskup Jorge de Lemos, sekretaris Raja Muda Portugis di Goa, pada 1585 kepada Lisbon melaporkan bahwa Aceh berhubungan dengan negara yang bersistem Islam untuk mendapatkan bantuan militer guna melancarkan serangan baru terhadap Portugis. Hal ini mengambarkan betapa dekatnya aceh dengan kejayaan Islam pada masa itu.
Contoh lain dari sisi kemanusiaan seperti pengakuan Mary McAleese, Presiden ke-8 Irlandia terkait musibah kelaparan (The Great Famine) yang membuat 1 juta penduduknya meninggal dunia di Irlandia pada 1847. Mary berkata, “Sultan Ottoman mengirimkan tiga buah kapal, yang penuh dengan bahan makanan, melalui pelabuhan-pelabuhan Irlandia di Drogheda. Bangsa Irlandia tidak pernah melupakan inisiatif kemurahan hati ini. Selain itu, kita melihat simbol-simbol Turki pada seragam tim sepak bola kita”.
Dari sisi toleransipun tidak diragukan. T.W. Arnold seorang orientalis dan sejarahwan Kristen ikut memuji kerukunan beragama dalam negara yang bersistem Islam, dalam bukunya The Preaching of Islam: A History of Propagation Of The Muslim Faith.“ Perlakuan terhadap warga Kristen oleh Pemerintahan Islam Turki Utsmani–selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani–telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa.”
Masih banyak sejarah sistem Islam lainnya mengukir peradaban gemilang yang dapat dijadikan panutan jika ingin negara maju, karena perhatian Islam mencakup keseluruhan dalam kehidupan, mulai dari pengaturan individunya sampai pada sistem kenegaraan. Dan pastinya, semua aturan dalam sistem Islam bersumber dari sang Pencipta, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang dimana keadilan akan terasa nyata, karena pembuatan aturan tidak dicampuri oleh nafsu manusia. Inilah Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, yaitu rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya rahmat untuk kaum muslim saja.
Wallahu A’lam bishowab.
Views: 7
Comment here