Surat Pembaca

Sekularisme, Lahirkan Generasi Kriminal

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Lagi, peristiwa kriminalitas yang pelakunya seorang anak remaja terjadi lagi, peristiwa ini sudah terjadi berkali-kali. Seorang anak membunuh ayah (40) dan nenek (69) serta menikam ibunya (40) dengan senjata tajam di rumah mereka di jalan Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan pada sabtu (30/11/2024) dini hari (www.tvonenews.com).

Peristiwa pembunuhan ini terjadi pada sabtu (30/11/2024) dini hari, dan pelaku dikabarkan masih berusia 14 tahun. Aparat kepolisian dari Polres Jakarta Selatan terus menelisik motif pembunuhan yang di lakukan oleh remaja tersebut, meski sempat mengaku sulit tidur dan mendengar bisikan-bisikan yang menganggu sabtu dini hari (www.Jawapos.com).

Saat ini remaja tersebut dititipkan di Badan Permasyarakatan Kemensos, sesuai aturan peraturan Undang-Undang, anak sebagai pelaku tidak di tahan Polres tetapi dititip di rumah aman (safe house) milik Badan Permasyarakatan.

Banyaknya kasus kriminalitas anak usia belia merupakan problem sistemik yang nyata dan memprihatinkan, tidak bisa hanya di selesaikan oleh lembaga apalagi individu. Tetapi membutuhkan kekuatan sistem yang di terapkan oleh sebuah institusi.

Sistem kapitalis dengan asas sekulernya yakni memisahkan agama dengan kehidupan tanpa di sertai ketaqwaan, mereka tidak menghadirkan kesadaran akan hubungan dengan sang Pencipta ketika melakukan suatu perbuatan, tidak menjadikan halal, haram dan juga ridho Allah sebagai standar, melainkan hawa nafsu menjadi standar perbuatannya. Ini adalah akar permasalahan terjadinya berulang kali permasalahan kriminalitas yang di lakukan oleh anak.

Sistem sekulerisme turut memengaruhi pola penyusunan kurikulum yang output pendidikan dan tujuan pendidikan tidak sejalan. Dalam salah satu poin UU Sisdiknas disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berilmu.

Tetapi pertanyaannya bisakah model kurikulum seperti ini mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional tadi? Sementara porsi Islam dalam struktur kurikulum pendidikan begitu minim, sementara yang di hadapi guru, orangtua dan lembaga pendidikan adalah gempuran sekulerime dari segala arah kehidupan.

Ada beberapa hal yang bisa untuk menjaga agar generasi senantiasa dalam kesadaran akan hubungan kita dengan Allah atau dalam ketaqwaan.

Pertama, ketakwaan individu harus senantiasa di bentuk dan di pupuk, dan ketaqwaan ini bisa di dapatkan dari Ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama, dan ayah sebagai pencari nafkah dan keduanya bersinergi dalam mendidik buah hati mereka.

Kedua, kontrol masyarakat dimana masyarakat peka, peduli melihat kriminalitas dan tentu saja mereka harus melakukan amar ma’ruf nahi munkar terhadap segala kemaksiatan termasuk di dalamnya kriminalitas.

Ketiga, negara harus menerapkan aturan Islam secara kaffah, wajib menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok, negara menerapkan hukuman tegas kepada pelaku kriminal.

Negara harus menerapkan Kurikulum pendidikan yang berasas aqidah Islam sehingga melahirkan generasi-generasi yang berkepribadian Islam, bukan sistem sekuler yang tentu saja menghasilkan generasi sekuler, acuh terhadap aturan bahkan sama sekali tidak memikirkan pertanggungjawaban yang akan mereka hadapi di Yaumil hisab kelak.

Untuk mewujudkan generasi yang unggul memerlukan sistem yang mendukung, tanpa sistem ini segala upaya yang di lakukan akan menghambat lahirnya generasi berkualitas, oleh karenanya menyelematkan dan melindungi generasi dari kerusakan hanya bisa dilakukan dengan penerapan sistem Islam secara kafah.

Jika tidak dilakukan menyeluruh maka akan lahir generasi produk sekuler ‘shalat terus maksiat jalan’ dan lainnya. Kesalehan pribadi akan terbentuk bersama kesalahan komunal dengan diterapkan sistem Islam kafah.

Ummu Mutia
Sedayu, Bantul

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 1

Comment here