Surat Pembaca

Sekularisme Merusak Fitrah Keibuan

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : D.Leni Ernita

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Dikutip dari kompas.com (4/2/2023), seorang wanita berinisial NT (25) diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 11 anak di bawah umur di Kawasan Rawasari, Kota Jambi. Wanita pemilik rental PlayStation (PS) ini dilaporkan oleh orangtua dari 11 korban terdiri dari 9 laki-laki dan 2 perempuan.

Salah satu orangtua korban Effendi mengatakan, korban dipaksa menerima permintaan NT saat rental PS sedang sepi. Saat akan melancarkan aksi pelecehan seksual, NT secara tiba-tiba menutup rentalnya dan meminta korban yang masih di bawah umur untuk menyentuh bagian tubuhnya. “Si pelaku nyuruh anak-anak ini untuk menyentuh payudaranya si pelaku sendiri,” ujarnya dilansir dari TribunJambi.com.

Kasus lainnya terjadi pada Norma Risma, perempuan yang menjadi sorotan setelah membongkar tabiat suaminya yang di duga berzina dengan ibu kandungnya sendiri. Bahkan perselingkuhan itu sampai digerebek warga.

Sungguh berbagai kasus tadi menegaskan bahwa sangatlah keji dan bejat pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang yang berstatus ibu sungguh keluar dari fitrah keibuanya, yang seharusnya sosok ibu memiliki banyak makna. Mendidik seorang anak yang tumbuh menjadi sosok yang sukses dan beriman dan berperan besar dalam membetuk karakter dan wawasan seseorang malah di hancurkan masa depan nya dengan pelecehan seksual. Sungguh ironis sekali.

Inilah produk sekularisme menjadikan sistem kehidupan lepas dari aturan beragama. Agama dikerdilkan dalam ranah ibadah semata. Hilangnya penerapan sistem sosial Islam saat ini melahirkan banyaknya perilaku keji dan tidak senonoh. Belum lagi adanya kebebasan berekspresi membuat manusia merasa bebas berbuat semaunya.

Tayangan yang berbau sensual dan tidak senonoh pun bebas berkeliaran. UU yang mengatur ponografi dan pornoaksi seolah lumpuh memberangus peredaran konten-konten tersebut.
Pelecehan seksual yang terbukti berawal dari tontonan yang dijadikan tuntunan para pelaku.

Dari segi agama perilaku keji jelas menyelisihi Fitrah. Segala sesuatu yang bertentangan dengan fitrah manusia pasti merupakan masalah, misalnya manusia adalah mahluk yang membutuhkan makanan untuk bisa bertahan hidup. Dan akan jadi masalah jika tidak ada makanan yang bisa di konsumsi.

Begitu pula fitrah seorang ibu sosok yang memiliki peran sangat mulia. Pengorbanan dan kasih sayang yang mengalir dari jiwa dan raganya begitu besarnya dari mulai mengandung,melahirkan merawat, hingga mendidik dan menjaga anak-anaknya. Ibu adalah guru pertama sebelum si kecil belajar guru manapun. Oleh karenanya kecerdasan, keuletan, dan perangai sang ibu adalah faktor dominan bagi pendidikan dan masa depan anak.
Itulah fitrah seorang ibu.
Tetapi di sistem sekuler ini malah berbalik membuat fitrah seorang ibu menjadi rusak.

UU tentang pornografi dan pornoaksi, serta UU TP-KS sekalipun tetap tidak akan pernah mampu menyelesaikan problematik yg kian parah ini. UU yg lahir dari buatan manusia jelas amat sekuler dan menyampingkan urusan agama. Dampaknya munculnya kontroversi di tengah masyarakat, realitas penerapan yang cenderung destruktif senantiasa akan menambah masalah yang tidak pernah menemukan solusi yang tepat.

Oleh karena itu kita perlu kembali kepada sistem yang akan mendudukkan peran perempuan dan sesuai fitrah penciptaanya. Dalam sebuah HR Bukhari dan Muslim dan Abu Hurairah: Bahwa seseorang datang kepada Rasulullah,kepada siapakah aku berbakti yang utama?” Rasulullah menjawab “ibumu.” Orang itu bertanya kembali ,”Kemudian siapa lagi?” Rasul pun menjawab, Ibumu,”Orang itupun bertanya kembali dan Rasul menjawab, Kemudian ayahmu.”

Artinya,setiap manusia yg lahir ke dunia adalah karena kuasa Allah taala yang diamanahkan melalui rahim seorang ibu, sosok perempuwan yang diciptakan-nya dengan segenap fitrahnya kelembutan dan kasih sayangnnya.

Allah SWT pun menegaskan bahwa tidak ada hukum yg lebih baik dari hukum Islam. Allah SWT berfirman, Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? dan hukum siapakah yg lebih baik dari pada (hukum) Allah bagi orang -orang yang yakin?”(QS Al-Maidah [5]: 50).

Sejatinya peran negara yang tidak menerapkan syariat Islam secara sempurna menjadi faktor terbesar terjadinya keburukan di tengah rakyatnya, termasuk kasus pelecehan seksual yg dilakukan seorang ibu. Karena tatkala syariat Islam ditegakkan negara akan bersungguh sungguh dalam menciptakan kesejahteraan dan kehidupan yang aman sentosa dan masyarakat yang bermoral sesuai dengan syariat Islam.

Solusi komprehensif dari seluruh problematik saat ini, termasuk pelecehan seksual hanyalah dengan mencapakkan sistem yang rusak nan merusak dan sudah saatnya kembali pada sistem yang mampu menjamin penyelesaian secara tuntas dan adil. Yakni Islam sistem yang berasal dari zat yang maha sempurna dan maha adil.

Wallahu’alam biasshowwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 19

Comment here