Oleh: Sri Yana
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Setiap amal kebajikan dan keburukan sebiji zarah pun akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Zalzalah ayat 7-8:
“Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.”
Oleh karenanya sebagai hamba, apakah kita sudah benar dalam beramal?
Amal baik atau amal buruk akan menjadi catatan di pengadilan Allah nanti. Apakah amal baik yang lebih dominan, atau kah sebaliknya. Amal baik akan mendapatkan ganjaran surga, amal buruk akan membawanya ke neraka.
Tak dimungkiri pada masa sekarang ini di mana-di mana terjadi kerusakan akhlak, baik individunya, masyarakatnya, bahkan pemerintahnya. Banyak terjadinya kasus pembunuhan di antara anggota keluarga, sebagaimana yang dilansir regional.kompas.com bahwa Muhamad Rauf (13), warga Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat ditemukan tewas di saluran irigasi atau sungai di Blok Sukatani, Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Rabu (4/10/2023).
Astagfirullah, miris sekali mendengar berita remaja ini yang dibuang di saluran irigasi. Awalnya korban pulang ke rumah masuk melalui atap rumah. Namun ketahuan, dan ditegur kakeknya. Lalu korban memukul kakeknya, dan kakeknya membalas memukulnya dengan gergaji dan mengenai kepala korban. Kakek kemudian memanggil ibu korban. Korban mencoba melarikan diri, namun tidak berhasil. Akhirnya ibunya membanting, dan menindih badan korban. Lalu ibunya menelepon pamannya untuk datang dan kemudian mengikat tangan korban.
Begitu tragis dan tega sekali seorang ibu, dan keluarganya sampai bisa membunuh anaknya sendiri, cucu, dan keponakannya. Hilangnya naluri kasih sayang hanya karena kesalahan seorang anak yang meminjam handphone ibunya. Namun bukan hal itu saja yang menyebabkan kemarahan ibunya. Berdasarkan jabar.jpnn.com bahwa Psikolog dari Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi, Miryam Sigarlaki mengungkapkan beberapa informasi yang didapatkan bahwa ada beberapa penyebab tindakan kejahatan si ibu tersebut salah satunya adalah faktor perceraian.
Berdasarkan laporan Statistik Indonesia 2023, kasus perceraian di Indonesia mencapai 516.334 kasus pada tahun 2022. Sedangkan pada tahun 2021 mencapai 447.743 kasus. Sangat signifikan sekali peningkatannya sekitar 15 %.
Cengkeraman Sekularisme
Tanpa disadari pemikiran sekularisme telah mengakar dan terus mencengkeram generasi saat ini. Generasi yang kehilangan jati dirinya sebagai sosok yang taat beribadah kepada Allah. Namun kini dipisahkan oleh sekularisme yang mana aturan Islam tak dijadikan tolok ukur. Islam hanya sekedar dijadikan ibadah spiritual semata. Berkaitan dengan selainnya diselesaikan dengan aturan manusia, akibatnya rusaknya fungsi keluarga.
Karena sekularisme kapitalisme menjadikan ekonomi adalah faktor yang penting dalam keluarga. Ketika keluarga digoyahkan oleh ekonomi, hilangnya qowam seorang pemimpin akan menjadikan mudahnya emosi, stres, hilangnya tanggung jawab, ketertekanan, dan sebagainya. Keadaan yang saling menuntut satu sama lain. Hal tersebut akan memperparah keadaan dan berakibat perceraian. Akhirnya anak yang menjadi korban. Naudzubillah min dzalik.
Fungsi Keluarga
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Fungsi keluarga adalah tempat yang sejatinya melindungi anggota keluarga, dimana keluarga memberikan kasih sayang, kenyamanan, ketentraman, ketenangan yang dirasakan antara anggota keluarga.
Kemudian apa yang terjadi apabila fungsi keluarga rusak? Ketika fungsi keluarga rusak akan menimbulkan ketidak nyamanan diantara anggota keluarga. Keluarga yang harusnya melindungi dan menyayangi bisa menjadi musuh dalam keluarga. Sebagaimana yang banyak terjadi di sistem sekularisme kapitalisme ini. Anak membunuh orang tua, ibu membunuh anak, suami membunuh istri, dsb. Sungguh miris sistem ini yang dari akarnya memang sudah rusak.
Islam Menjaga Fungsi Keluarga
Islam adalah agama yang sempurna yang mengurusi seluruh aspek kehidupan, mulai dari individu, masyarakat, dan negara. Mulai dari urusan bangun tidur, sampai juga bangun negara. Karena ilmu Islamlah sangat luas. Begitu pula dengan fungsi keluarga yang Islam pun menjaganya agar bisa menjalankan peran-peran anggota keluarga dengan baik, terutama fungsi ayah sebagai qawam (pemimpin keluarga dan pencari nafkah). Islam akan memberikan pekerjaan bagi laki-laki bilamana tidak memiliki pekerjaan. Ibu fungsinya ummu warobatul bait (mengurusi urusan domestik dan anak-anak). Anak-anak tugasnya belajar dengan sungguh-sungguh dan pemerintah memberikan fasilitas pendidikan dengan gratis.
Sejatinya mari kita perjuangkan sistem Islam. Sistem yang mampu menyelesaikan seluruh problematika kehidupan. Dengan Islam pula masyarakat akan sejahtera. Akankah masih ragu untuk menerapkannya?
Wa Allahu a’lam bish shawab
Views: 13
Comment here