Oleh : Mega Lestari
(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
wacana-edukasi.com, OPINI– Awal tahun 2023 khususnya di negeri Indonesia, terdapat banyak pemberitaan kasus kenakalan remaja yang luar biasa. Tidak hanya berita seputar mabuk atau tawuran saja, namun juga narkoba, free sex, hingga pembunuhan. Kondisi realita generasi muda saat ini yang diharapkan kelak menjadi tonggak peradaban, terasa kian jauh dari harapan.
Beberapa bulan yang lalu, diberitakan oleh Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia pada September 2022, bahwa penyalahgunaan narkotika di kalangan generasi muda makin meningkat. Padahal faktanya konsumsi obat terlarang dapat merusak akal dan membahayakan generasi ke depan bangsa ini, karena seseorang yang ketergantungan narkoba akan merasa ketagihan (sakaw) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh.
Berdasarkan data dari kominfo 2021 menjelaskan bahwa penggunaan narkoba berada di kalangan anak muda berusia 15-35 tahun dengan persentase sebanyak 82,4% berstatus sebagai pemakai, sedangkan 47,1% berperan sebagai pengedar, dan 31,4% sebagai kurir. Artinya sangat besar jumlah anak muda di usia produktif menjadi pemakai barang haram ini.
Tak dimungkiri gaya hidup yang hedonis juga menjadi faktor pengkerdilan potensi anak muda. Hedonisme telah melekat dalam kehidupan generasi pada saat ini. Mereka mudah tergiur dengan barang branded, ingin selalu tampil kekinian/ mengikuti tren, traveling untuk healing, mencoba berbagai macam kuliner, memiliki gadged bermerek, hingga akhirnya mendorong mereka rela melakukan segala macam cara demi mewujudkannya. Akibatnya sebagian dari mereka yang tak memperhatikan lagi halal-haram ataupun membebani orangtuanya.
Di sisi lain, angka tindak kriminal pada generasi juga meningkat. Dilansir DetikNews, baru-baru ini Dua remaja bunuh bocah usia 11 tahun di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dua remaja berinisial AR (17) dan AF (14) menculik dan membunuh bocah bernama Fadli (11) untuk kemudian hendak dijual organ tubuhnya. Naasnya tersangka AR (17) dan AF (14) justru baru tertarik untuk mengambil organ tubuh karena melihat tayangan di televisi dan internet. Akan tetapi, mereka belum tahu akan dijual ke mana.
Betapa mirisnya mendengar sosok pemuda saat ini begitu mudahnya berniat dan bertindak untuk menghilangkan nyawa seseorang demi mendapatkan cuan.
Masyarakat Indonesia juga dikejutkan dengan berita ratusan remaja di Ponorogo yang mengajukan permohonan dispensasi nikah. Seperti diberitakan laman detikJatim pada 20 Januari 2023 lalu, bahwa sepanjang tahun 2022 kemarin ada 15.212 permohonan dispensasi nikah di Jawa Timur. BKKBN Jatim menyebut dari jumlah kasus tersebut, 80 persen di antaranya hamil duluan. Subhanallah…
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tengah menaruh perhatian serius terhadap tingginya tingkat kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja di Indonesia. Hal ini tentunya dipicu oleh pergaulan bebas pada remaja saat ini.
Dikutip dari Republika.co.id bahwa Dinas Pendidikan mengungkap data hasil survei tentang pergaulan bebas. Survei ini dilakukan kepada 60 remaja di bawah 14 tahun. Survei minor tersebut menemukan 56 persen dari 60 responden mengaku sudah pernah melakukan seks atau hubungan badan.
Lebih mengejutkannya, ternyata fenomena pengajuan permohonan dispensasi nikah ini juga terjadi di Bengkulu. Pengadilan Agama Kepahiang, Bengkulu mencatat sebanyak 100 anak di bawah usia 18 tahun mengajukan permohonan dispensasi nikah.
Demikian pula di Indramayu. Mengutip dari harian Kompas.com, bahwa kasus tingginya angka dispensasi nikah remaja di Pengadilan Agama Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terus mendapatkan perhatian. Sepanjang 2022, Hakim telah mengabulkan sebanyak 564 dari total 572 permohonan dispensasi nikah anak karena sebagian besar sudah hamil sebelum menikah.
Peran Perempuan Dalam Peradaban
Perempuan adalah tonggak sebuah peradaban, maka benar adanya jika rusak perempuannya maka rusaklah peradaban.
Kini kemuliaan dan rasa malu telah tercerabut dari sebagian para perempuan muslim. Seakan musuh besar umat Islam tertawa sebab telah berhasil merusak perempuan yang kelak seharusnya dapat melahirkan pemimpin-pemimpin peradaban, kini justru telah rusak akidahnya.
Pada zaman Rasulullah ada begitu banyak muslimah kawula muda yang mengabdikan dirinya untuk membela agama Allah dengan cara menjaga diri dan kehormatannya. Namun saat ini kehormatan perempuan yang telah diperjuangkan derajatnya oleh Rasulullah SAW seolah begitu tidak lagi berharga.
Padahal ada begitu banyak perempuan inspiratif dari zaman Rasulullah SAW yang patut dicontoh, seperti Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq, istri Rasulullah SAW tersebut merupakan seorang perempuan muda yang dikenal cerdas dan berpengaruh dalam politik.
Abu Amr bin Abdul barr pernah berkata bahwa Aisyah satu-satunya perempuan yang menguasai tiga keilmuan pada masanya yaitu ilmu fikih, kedokteran, dan syair.
Ada pula Al Shifa binti Abdulla al-Quraishiyya al-Adawiyah yaitu salah satu wanita bijak pada zaman Rasulullah. Nama aslinya Layla, tetapi dia menerima gelar al-shifa yang berarti ‘penyembuhan’. Neliau juga terlibat dalam administrasi publik dan juga terampil dalam ilmu kedokteran.
Sejarah telah mencatat perjuangan yang ditorehkan oleh Khawla binti Al-Azwar, sosok Mujahidah nyata di medan pertempuran. Perempuan tangguh dengan baju ksatrianya mengangkat pedang menembus brikade pasukan Bizantium dengan kudanya.
Sepanjang sejarah, Islam juga memiliki banyak pemuda yang begitu menginspirasi. Usia yang muda bahkan masih belia tak membuat mereka gentar dari musuh di medan pertempuran, tak membuat mereka lengah untuk terus berkarya. Mereka kuat, kokoh, tangguh, cerdas, serta berani menegakkan kebenaran dan memupuskan kebathilan.
Jadi jelas pemuda memiliki peran penting dalam sejarah Islam. Bahkan Rasulullah SAW menaruh perhatian lebih pada para pemuda yang menjadi pendobrak masa awal perjuangan Islam. Kaum muda saat itu sangatlah berjasa dalam mewarnai sejarah Islam. Seperti yang sudah tidak asing kita ketahui ada Ali bin Abi Thalib dan Umar Khatab, keduanya masuk Islam kala usia mereka masih muda dengan keberaniannya membela Rasulullah SAW.
Sejarah pemuda Islam lainnya ada Usamah bin Zaid, di usianya yang masih 18 tahun kala itu ia telah memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu.
Zaid bin Tsabit usianya masih 13 tahun, namun dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani, sehingga menjadi penerjemah Rasul Shallallu’alalihi wasallam, serta hafal kitabullah.
Ada pula Atab bin Usaid yang pada usia 18 tahun telah Rasulullah SAW beri amanah untuk menjadi gubernur Mekkah. Dan siapa yang tidak tahu sejarah melegenda Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel. Al-Fatih ingin mewujudkan sabda Rasullullah SAW :
“Sesungguhnya Konstantinopel itu pasti akan dibuka (ditaklukkan). Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.” (HR. Ahmad).
Di usianya yang baru 21 tahun ia mampu menembus benteng Konstantinopel yang kuat dan kokoh hingga akhirnya berhasil ditaklukan.
Berbicara masa lampau yang memukau dari para pemuda yang penuh karya di masa kegemilangan tadi, selayaknya dapat membuat kita berkaca, kenapa kondisi generasi para pemuda hari ini berbeda? Apa yang sebenarnya terjadi pada generasi muda saat ini?
Jika dicermati perbedaan generasi muda saat ini dengan generasi Islam terdahulu ada pada akidahnya. Gempuran budaya barat serta negeri-negeri sekular yang menghiasi produk-produk makanan, permainan hura-hura, gaya hidup, kebebasan berpikir, dan gaya hidup free seks, sangat jelas telah merusak akidah umat Islam.
Hal ini bukan isapan jempol belaka, bukti bahwa produk dan budaya selain dari Islam membuat generasi pemuda khususnya mudah sekali terbuai hingga mereka kehilangan jati diri muslimnya. Seakan lupa ataukah tak lagi paham visi misi manusia diciptakan.
Generasi muda hilang arah tak lagi bervisi Islam, mencukupkan diri hanya untuk kebahagian yang fana sehingga mereka lupa tujuan hidup di dunia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
Ibarat tubuh tanpa ruh, begitulah generasi muda saat ini yang hidup tanpa bervisi Islam, sehingga selalu berulah menabrak segala batasan yang ada, mereka lupa bahwa kelak segala yang diperbuat akan dihisab, dan masa muda yang tengah dilewati akan dimintai pertanggungjawaban.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”
Terkikis sampai hilangnya akidah pada generasi saat ini tentu bukan tanpa sebab. Sistem sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) menjadi biang kerok dan akar permasalahan yang ada.
Berita ratusan pelajar meminta dispensasi nikah ini harusnya dapat menyadarkan masyarakat bahwa permasalahan ini bukan sekedar permasalahan individu semata, namun merupakan permasalahan sistemik yang tentu hanya bisa diselesaikan dengan pemecahan yang sistematis pula.
Karenanya hidup dalam cengkraman kapitalis-sekularis ini perlu kita sudahi dengan kembali pada Islam dan syari’atnya. Menerapkan hukum-hukum Islam di semua sendi kehidupan adalah solusi tepat untuk mengakhiri segala keruwetan masalah generasi muda. Menjadikan generasi muda bervisi Islam, hingga peradaban Islam tak akan hanya menjadi ekspektasi.
Wallahu’alam Bishowwab.
Views: 86
Comment here