Opini

Sekularisme Sumber Bencana, Saatnya Muhasabah Bersama

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Nana Juwita, S.Si.

Wacana-edukasi.com, OPINI-– Bencana alam terus melanda negeri ini, banjir, gempa, angin kencang atau puting beliung, gunung meletus, longsor dan lain-lain. Semua ini seperti tidak ada habisnya, bencana melanda sehingga umat mengalami kerugian secara materi ataupun non meteri. Masyarakat kehilangan harta benda mereka, bahkan kehilangan sanak saudara mereka yang tidak dapat menyelamatkan diri dari musibah tersebut.

Kesusahan dan kesedihan juga umat rasakan akibat bencana yang sedang melanda. Umat perlu untuk bermuhasabah atas musibah yang sedang menimpa, apa faktor yang menyebabkan semua ini terjadi?

Dikutip dari detik.com,(08/12/24) telah terjadi banjir di Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Banjir yang terjadi itu merupakan dampak dari adanya hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi selama dua hari berturut-turut, sehingga menyebabkan sungai Cimandiri meluap dan merendam puluhan rumah.

Deden Sumpena, selaku Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Sukabumi, menyampaikan bahwa jenis bencana yang terjadi di tiap kecamatan yang ada di Sukabumi sangat beragam, diantaranya tanah longsor, banjir, angin kencang, dan pergerakan tanah merupakan bencana utama yang merusak.

Ada beberapa Desa atau Kecamatan seperti di Desa Loji, Kecamatan Simpenan, pergerakan tanah dan tanah longsor membuat rumah-rumah warga rusak dan sebagian tanah persawahan terkikis, sehigga memaksa warga mengungsi. Sementara itu di Desa atau Kecamatan Ciemas tanah longsor menjadikan beberapa titik jalan utama terputus sehingga menghambat akses transportasi. Kemudian di Kecamatan Tegalbuleud banjir dan angin kencang terjadi, di Desa Rambay dan Desa Bangbayan banjir merendam permukiman warga, sementara angin kencang merusak atap rumah dan fasilitas umum.

Sementara itu, di Kecamatan Gegerbitung, Desa Karangjaya, beberapa rumah rusak akibat pergeseran tanah. Begitu pun di Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran banjir besar yang terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi, ditambah longsor yang menutup akses jalan menuju desa.

Diana Kusumastuti selaku Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) dalam kunjungannya ke Sukabumi menemukan adanya hutan gundul tepat di atas tanah longsor di Jalan Pelabuhan Ratu. Tanah longsor ini terjadi diduga akibat adanya akumulasi dari hutan gundul dan hujan dengan intensitas yang tinggi.

Selain hutan gundul, banjir tersebut juga diduga akibat adanya pendangkalan sungai. Atas hal tersebut Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berupaya melakukan pengerukan terhadap sejumlah sungai di Sukabumi, dengan mengkerahkan 12 alat berat untuk menormalkan keadaan sungai tersebut (www.jawapos.com, 07/12).

Dari paparan di atas terlihat bahwa penyebab terjadinya bencana di beberapa wilayah yang ada di Indonesia bukan sekadar faktor alam tapi karena ulah tangan-tangan manusia, yaitu banyaknya pelanggaran syariat karena kehidupan tidak diatur dengan syariat yang benar (Islam). Termasuk eksploitasi alam atas nama pembangunan. Hal ini bermuara dari adanya kebebasan yang diberikan oleh negara bagi pihak-pihak tertentu untuk mengelola sumber daya alam, misalnya hutan yang seharusnya hutan merupakan ekosistem yang banyak memberikan manfaat dalam hal penyerapan karbondioksida, dan juga dalam hal penyerapan air. Namun ketika hutan menjadi gundul maka penyerapan air oleh tumbuhan yang ada di hutan tidak lagi berfungsi dan pada akhirnya akan dapat mengakibatkan banjir dan longsor.

Memang benar, musibah seperti bencana adalah merupakan qada (keputusan) Allah SWT, manusia harus meyakini bahwa semua itu terjadi atas izin Allah SWT, oleh karena itu manusia tidak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT terkait musibah yang telah menimpanya, apakah hal tersebut mengandung kebaikan atau keburukan menurut manusia. Perlu untuk diketahui bahwa dalam wilayah di mana manusia berada di wilayah yang ia mampu mencegah atau menguasainya maka Allah SWT akan memintai pertanggung jawaban dari setiap perbuatannya.

Contohnya, manusia menggunakan benda/alat untuk memotong pohon-pohon yang ada di hutan dengan brutal sehingga menyebabkan banjir, maka dalam hal ini manusia tersebut akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah SWT kelak, akibat kerusakan yang ia timbulkan dan akibat perbuatannya.

Begitupun seorang pemimpin yang punya andil dalam hal memberikan izin terkait eksploitasi sumber daya alam maka ini juga merupakan sebuah kesalahan yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT kelak. Karena setiap muslim wajib terikat dengan hukum Allah SWT ketika ia menggunakan seluruh khasiat yang diciptakan Allah SWT, baik yang terdapat pada benda maupun naluri serta kebutuhan jasmani manusia, semua ini dinamakan qadar (ketetapan Allah SWT) yang seluruhnya harus berjalan sesuai dengan perintah dan larangan Sang Pencipta.

Negara dengan asas sekularisme melahirkan manusia-manusia yang hanya berfikir materi adalah tujuan utama, sehingga dalam setiap amal atau perbuatannya tidak berfikir akan dampak yang diakibatkan dari perbuatannya tersebut. Begitupun terkait aturan yang diterapkan dalam negara yang menerapkan sekularisme sangat jauh dari aturan Islam, ketika Islam menjadikan sumber daya alam merupakan kepemilikan umum, maka sekularisme menjadikan SDA tersebut dapat menjadi milik pribadi asalkan memiliki modal/uang.

Wajar negara dalam sistem sekularisme membuka lebar investasi bagi swasta, asing dan juga aseng untuk mengelola sember daya alam yang ada di Indonesia. Tanpa mereka sadari akan bahaya yang sedang mengancam negeri ini akibat investasi yang kebablasan tersebut, sehingga mengakibatkan kemudaratan bagi makhluk hidup.

Islam memiliki cara pandang tersendiri dalam hal menjaga sumber daya alam yang ada, yaitu dengan berdasarkan pada akidah Islam. Bahwa Islam menjelaskan bumi, air dan api merupakan kepemilikan umum yang wajib dijaga dan dikelola oleh negara. Haram hukumnya negara mengambil alih kepemilikan tersebut, atau bahkan menjual dan menyewakan kannya pada pihak-pihak tertentu. Dengan pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan syariat Islam maka bumi ini akan terjaga dari kerusakan lingkungan sehingga bencana dapat diminimalisir.

Begitu pun negara akan memitigasi bagi wilayah-wilayah yang dianggap rawan terhadap bencana, sehingga negara akan cepat tanggap melayani masyarakat ketika memang benar-benar telah terjadi bencana alam.

Oleh karena itu saatnyaumat melakukan muhasabah dan bertobat dengan berupaya agar syariat segera tegak di bawah kepemimpinan Islam. Setiap umat di negeri ini memiliki kewajiban untuk menjadikan aturan Islam sebagai satu-satunya aturan yang digunakan untuk mengatur urusan manusia.

Jika umat masih enggan diatur dengan aturan Islam maka bencana akan terus menimpa negeri ini, akibat kemaksiatan yang umat lakukan karena tidak mengambil Islam secara totalitas dalam mengatur urusannya. Bukan kah Islam adalah agama yang paling sempurna, masihkan umat meragukan Islam?

Sudah saatnya umat memberi dukungan pada kelompok yang benar-benar konsisten di dalam perjuangan menjadikan Islam sebagai sumber segala aturan. Karena manusia diciptakan oleh Allah SWT maka jelaslah bahwa hanya aturan yang berasal dari Sang Maha Penciptalah yang paling tepat untuk dijadikan asas bagi sebuah negara.

Allah SWT berfirman,

“Dan jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah kami akan membuka bagi mereka barakah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka kami membalas mereka karena perbuatan mereka’’ (QS. Al-A’raf: 96).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan barakah juga kemakmuran kepada suatu masyarakat jika mereka beriman dan bertakwa. Yang perlu umat pahami adalah bahwa manusia tidak dibenarkan hanya beriman kepada sebagian ayat-ayat Allah saja, namun umat haruslah memahami bahwa konsekuensi dari keimanan adalah taat terhadap perintah dan larangan Allah SWT secara menyeluruh, baik terkait masalah shalat, puasa, zakat, haji, makanan, pakaian, ekonomi, politik hingga pemerintahan.

Jika umat mendustakan ayat-ayat Allah SWT maka Allah SWT akan membalas dengan azab, dunia dan juga akhirat. Cukuplah bencana sebagai teguran dari Allah SWT agar manusia kembali ke jalan yang benar, dengan menjadikan Islam sebagai sumber hukum untuk mengatur urusan manusia, karena hanya dengan Islam lah hidup berkah dunia dan akhirat. Karena sumber bencana yang sesungguhnya adalah ketika manusia berlepas dari hukum Allah SWT.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 2

Comment here