Surat Pembaca

Selamatkan Masa Depan Pemuda dari Kriminalitas

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Tasyati Nabilla (Aktivis Muslimah)

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya ke mana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” (h.r. Tirmidzi).

Lagi dan lagi, masyarakat kembali disuguhkan dengan berita tidak sedap mengenai kasus kriminalitas yang menimpa kalangan pemuda. Tentunya berita kali ini sungguh sangat miris, karena untuk sekian kalinya terulang kembali kasus pembunuhan dan mutilasi secara sadis yang pelakunya masih berusia muda. Diketahui motif pelaku tersebut pun beragam, mulai dari asmara, finansial, dan sakit hati.

Kasus pembunuhan disertai mutilasi ini terjadi di Sleman, Yogyakarta. Pelaku berinisial HP memutilasi tubuh korban dengan pisau hingga gergaji menjadi 65 bagian. Diketahui korban merupakan seorang ibu dua anak. Kini pelaku mutilasi sudah berhasil diringkus oleh Polda Yogyakarta.

Tidak hanya kasus pembunuhan disertai mutilasi, kasus pembacokan yang menimpa siswa SMP hingga tewas mengenaskan, yang lebih mirisnya lagi pembacokan tersebut ditayangkan secara langsung via Instagram. Motif dari ketiga pelaku melakukan pembacokan lantaran tidak terima dituduh oleh korban melakukan vandalisme di gedung sekolahnya.

Sementara itu, masyarakat diresahkan dengan aksi 15 remaja yang melakukan tawuran menggunakan sarung yang ujungnya diikat dengan batu di Jalan Durian, Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel). Para remaja itu lalu diamankan polisi.

“Telah diamankan remaja yang melaksanakan aksi tawuran (perang sarung),” kata Kapolsek Jagakarsa Kompol Multazam Lisendra dalam keterangannya, Sabtu (news.detik.com 25/03/2023).

Sungguh sangat menyayat hati melihat betapa banyaknya daftar hitam tindakan kriminalitas yang menjerat para pemuda hari ini. Generasi muda seharusnya menjadi penggerak untuk memajukan bangsa dengan menghasilkan karya-karya terbaik, bukan malah terjerumus dalam tindak kejahatan yang menyesatkan.

Maraknya tindakan kriminalitas yang menjerat generasi muda saat ini disebabkan dari penerapan sistem sekuler kapitalisme yang menjauhkan agama dari segala aspek kehidupan. Hal ini yang mendukung generasi muda untuk hidup sekuler, liberal, dan hedonis. Maka dari itu, banyak generasi muda yang terjerumus lubang kemaksiatan karena lemahnya keimanan sehingga tidak dapat membentengi diri dari perbuatan maksiat. Terlebih lagi generasi muda senantiasa dicekoki pemikiran barat mulai dari fun, food, fashion, dan film. Faktor ekonomi juga dapat mempengaruhi tindak kejahatan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup.

Fakta yang sudah terungkap bahwa betapa bobroknya sistem sekuler kapitalisme yang saat ini diemban oleh negara. Maka dari itu, langkah selanjutnya mencari sebuah solusi bagaimana agar generasi muda tidak terjerembap ke dalam lembah kemaksiatan?

Tentunya solusi dari permasalahan tersebut dapat segera dituntaskan jika diterapkannya sistem Islam dalam kehidupan. Di dalam sistem Islam keluarga berperan penting dalam mendidik anak. Kedua orang tua wajib menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam mendidik anak. Pendidikan berbasis akidah yang sudah ditanamkan kepada sang anak akan membentuk karakter iman dan ketakwaan sehingga dapat mencegah perbuatan maksiat.

Selanjutnya adanya kontrol masyarakat dengan melakukan amar makruf nahi mungkar. Masyarakat wajib saling menasihati apabila terjadi penyimpangan. Dengan begitu, kemaksiatan dapat dicegah, sehingga masyarakat bisa merasakan keamanan dan kedamaian.

Terakhir adanya campur tangan negara yang mendukung diterapkannya sistem Islam dalam segala aspek kehidupan. Tugas negara menjamin kualitas sistem pendidikan berbasis akidah Islam untuk membentuk generasi unggul dan berkepribadian Islam. Negara berkewajiban memenuhi semua kebutuhan pokok masyarakat sehingga terhindar dari berbagai kejahatan.

Negara juga wajib memusnahkan hal yang merusak keimanan setiap muslim seperti memblokir konten dan film yang mengandung unsur pornografi. Memberantas peredaran miras dan narkoba oleh oknum yang tak bertanggung jawab. Serta menegakkan sanksi Islam sebagai penindakan atas setiap pelanggaran syariat Islam sebagai Jawabir (penebus siksa akhirat) dan Jawazir (pencegah terjadinya tindak kriminal yang baru terulang kembali). Sehingga masa depan generasi muda dapat terbebas dari jeratan tindakan kriminalitas.

Dengan demikian sudah saatnya kita kembali ke sistem Islam. Sistem Islam mencetak generasi berpikiran mustanir (cemerlang), unggul, kreatif, dan inovatif.

Wallahualam bissawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 41

Comment here