Opini

Seruan Kemerdekaan Palestina, Bentuk Pembelaan?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: A Tenri Sarwan, S.M.

Wacana-edukasi.com, OPINI-– Nyaris satu warsa, pembantaian terjadi di depan mata. Bukan lagi kain kafan. Tubuh manusia itu hanya berada dalam kantong kresek. Apakah hati nurani benar-benar telah mati? Atau manusia sudah menjadi batu? Tak punya empati, hilang sisi kemanusiaannya? Cukupkah hanya seruan, lagi?

Ketua DPR RI Puan Maharani kembali menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina dan Ukraina dalam forum internasional. Adapun, Puan memastikan posisi Indonesia untuk Palestina dalam Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) atau forum parlemen Indonesia dengan negara-negara Afrika yang digelar di Bali. (kabar24.bisnis.com, Minggu, 01/09/2024)

Puan dalam sambutannya menekankan beberapa aspek salah satunya dalam konteks kerja sama antar parlemen Indonesia dan Afrika harus memajukan nilai nilai demokrasi dan menghargai hak asasi manusia dengan menegakkan rule of law. (tvonenews.com, Minggu, 01/09/2024)

Hanya itukah yang dapat dilakukan, benarkah posisi sebagai pembela atau justru hanya sekedar pencitraan belaka?

— Pembelaan atau Pencitraan? —

Negeri ini bukan satu-satunya, negara yang konsisten menyerukan kemerdekaan Palestina. Beberapa negara-negara lain hingga lembaga internasional juga turut andil dalam mengusahakan hal ini. Agar segera terwujudnya kemerdekaan Palestina. Namun, apa yang terjadi? Bullshit? Lip service ?

Nihil. Tak ada apapun yang terjadi. Jumlah korban kian tak terbendung setiap detiknya. Bahkan di tempat yang katanya ‘teraman’. Dimana para penggiat HAM, yang berwibawa? Apakah orang-orang di negeri Palestina bukan manusia?

Kemana para ‘penjaga perdamaian’ atau mereka penjaga atau penjagal? Tak ada yang terjadi. Sejak 7 Oktober, 40 ribu lebih nyawa telah kehilangan hak mereka di tanah mereka sendiri. Dan seruan kosong itu terus menjadi andalan para penguasa, ini pembelaan atau pencitraan?

Sampai kapanpun hasil yang berbeda tak akan pernah terjadi jika masih dilakukan cara yang sama. Maka, jika penguasa muslim sungguh ingin membela kemerdekaan Palestina, maka kirimkan apa yang mereka butuhkan. Genosida yang terjadi kian massif sebab sejatinya pembantaian disengaja ini memang hendak menjarah seluruh negeri. Pasukan militer adalah apa yang mereka butuhkan bukan seruan belaka nihil hasil.

Jika penguasa muslim berdiri dalam podium pembelaan maka mengirimkan militer adalah bentuk dukungan sejati bukan hanya seruan omong kosong. Tapi apakah mungkin itu dapat terjadi? Saat penguasa muslim sejatinya tengah menyandera diri mereka sendiri. Tunduk pada ibu dan bapak yang melahirkan negeri ilegal penjagal.

Bagaimana kaum muslim akan mempertanggungjawabkan hal ini kelak? Untuk 40 ribu lebih nyawa yang meninggal tanpa hak? Sampai kapan kaum muslim menyaksikan di depan mata kepala sendiri, saudaranya di bantai, apakah sisi kemanusiaan benar telah mati atau justru iman yang mati? Allahummagfirlanaa… Yaa Rabb…

Ini hanya dampak dari sistem rusak yang menguasai negeri. Menyekat kaum muslim hingga abai terhadap saudaranya sendiri. Maka, jika sungguh masih ada rasa kemanusiaan di dalam diri mari bangkit melepaskan diri dari cengkraman sistem rusak. Yang melahirkan keterpurukan di negeri-negeri muslim seperti hari ini. Bak buih di lautan. Hanya jumlah yang banyak, namun lemah, mudah terpecah belah, mengekor bangsa lain.

— Back To Islam? —

Islam adalah agama sempurna dan paripurna yang hadirnya dari Sang Pencipta, Allah SWT. memberi rahmat bukan hanya untuk manusia tapi rahmat bagi semesta alam.

Sejatinya, yang terjadi hari ini hanyalah dampak dari meninggalkan aturan Sang Pencipta. Bukankah Allah telah ingatkan:

ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 41)

Maka, sungguh kaum muslim hendaknya kembali membangun kekuatan ukhuwah atas dasar akidah. Untuk benar-benar kembali mengilmui bahwa tanah yang diberkahi adalah tanggung jawab kaum muslim seluruhnya bukan hanya saudara kita di Palestina. Dialah kiblat pertama kaum muslim. Latar yang membuat kaum muslim terhubung dengan Rabb-Nya lima kali sehari. Tempat peristiwa Isra dan Mi’raj.

Umar bin Khattab telah menerima kuncinya langsung, Shalahuddin kembali merengkuhnya dalam dekapan kaum muslim saat penjajah merebutnya. Sultan Abdul Hamid II lebih memilih tubuhnya dikoyak dengan pedang daripada melihat sejengkal tanah Palestina terpisah dari negeri muslim. Tiga agama hidup damai saat tanah itu dalam naungan Daulah Islam.

Maka, jika hari ini saudara kita di Palestina mengalami genosida sedemikian rupa, maka kita adalah ummat yang satu yang turut bertanggung jawab akan hal tersebut. Karena sejatinya tanah Al-Aqso adalah tanggung jawab setiap muslim. Alhasil, masihkah kita berharap solusi hadir dari cara-cara sistem rusak. Tidakkah kita rindu kehidupan penuh keberkahan seperti yang telah di janjikan oleh Allah SWT. dalam qalam-Nya:

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَـيَسْتَخْلِفَـنَّهُمْ فِى الْاَ رْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَـيُبَدِّلَــنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا ۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـئًــا ۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
(QS. An-Nur 24: Ayat 55)

Tetapi, tentu hal itu tidak terwujud begitu saja ada kerja-kerja kebaikan untuk dapat mewujudkan hal tersebut. Tidak hanya kebebasan Al-Aqsa tetapi juga untuk seluruh kaum muslim, hanya dengan tegaknya Daulah Islam yang menerapkan sistem Islam. Karena hanya dengan keberadaannya keberkahan dari langit dan bumi bukan hanya untuk manusia tapi seluruh alam akan terwujud. Bukan tentang bisa atau tidak bisa. Siap atau tidak siap. Tetapi, maukah kita atau tidak menjadi orang-orang yang akan menolong agama Allah SWT. maka ingin berdiri di manakah kita? Wallahu’alam bishshawab

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ تَـنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَا مَكُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
(QS. Muhammad 47: Ayat 7)

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 0

Comment here