wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Generasi muda adalah penerus peradaban bangsa. Bangsa kuat karena generaainya hebat. Namun akan sebaliknya, jika generasinya brutal, masa depan bangsapun dalam kondisi lemah. Untuk itu pendidikan bukan hanya dilihat dari akademisnya saja namun yang lebih penting adalah adab atau moral. Saat ini krisis moral pada peserta didik sangat memprihatinkan. Seperti yang terjadi di SMP 3 Berbah Sleman yang kedapatan menenggak minuman keras (miras) pada akhir Desember 2022. (Harianjogja.com,6/1/23). Sekolah mengetahui kejadian ini langsung melakukan tindakan pembinaan. Berdasarkan kesepakatan pembinaan dilakukan dengan memasukkan mereka ke pondok pesantren (Ponpes). Sekolah langsung menindaklanjuti dengan memanggil orang tua untuk melakukan pendampingan bersama-sama. Sanksi yang diberikan yakni dengan memasukan siswa yang terlibat ke Ponpes. Siswa yang lain juga diberikan peringatan agar kejadian yang sama tidak berulang. Menurutnya kejadian ini merupakan efek negatif dari penggunaan gadget.
Tawuran, minum-minuman keras,pergaulan bebasa adalah beberapa potret buram generasi saat ini. Gen Z menjadi generasi yang tak lagi menjadi harapan bangsa. Rusak, tak memiliki keimanan kuat sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan pergaulan, media sosial yang bebas diakses oleh remaja. Selain lingkungan pergaulan, faktor dari pendidikan di keluarga juga memberi andil dalam rusaknya generasi saat ini. Keluarga yang minim bahkan tidak sama sekali memberikan bekal keimanan kepada anak juga sangat berpengaruh. Hilangnya peran orangtua dalam mendidik anak pun menjadi penyebab anak menjadi salah dalam pergaulannya. Penanaman akidah sejak dalam keluarga kurang akan mengakibatkan anak tidak memiliki prinsip hidup yang lurus. Anak mudah goyah keimanannya.
Lalu, problem remaja seperti minum miras apakah cukup dengan memasukkannya ke pesantren selama beberapa hari? Tidak, ini tidak akan selesai dengan memberi sanksi memasukkannya ke pondok. Karena percuma saja jika orangtua tidak bekerja sama dalam memperbaiki akhlak anak. Orangtua saat ini terbiasa memasrahkan pendidikan anak di sekolah saja. Tidak adanya keteladanan dari orangtua juga menjadikan anak mudah terpengaruh lingkungan pertemanan yang tidak benar. Padahal pendidikan perlu adanya kerjasama antara sekolah dengan orang tua. Tidak adanya sinergi antara sekolah dan orangtua maka pendidikan tidak akan berhasil dengan baik. Tak hanya sinergi antara sekolah dengan orangtua saja. Negara ( pemerintah) pun ikut andil dalam masalah pendidikan, moral generasi.
Negara harus hadir dalam mengatasi masalah generasi. Karena masalah generasi adalah masalah keberlangsungan sebuah negara. Melalui kebijakan-kebijakan yang dapat melindungi remaja dari pengaruh buruk/negatif media, misalnya saja melalui kemeninfo yang memblokir situs-situs porno, memberi edukasi berupa tayangan-tayangan yang mendidik. Melalui kebijakan pendidikan, dengan membuat kurikulum yang tidak hanya berfokus pada akademik saja namun juga dalam bidang agama. Seperti diketahui bahwa setiap pergantian mentri, pasti dibarengi dengan pergantian kurikulum. Dan hasilnya tidak menunjukkan kemajuan dalam bidang akademik maupun non akademik. Ketidakjelasan kurikulum pendidikan saat ini juga turut andil dalam out put pendidikan yang kurang dalam aspek moral, agama. Begitulah pendidikan kapitalis, yang menghasilkan generasi yang jauh dari nilai-nilai agama.
Berbeda dengan sistim pendidikan Islam yang diterapkan oleh negara Islam (daulah Islam). Tujuan dari pendidikan Islam pada masa itu difokuskan untuk membentuk kepribadian Islam serta penguasaan ilmu kehidupan (matematika, sains, teknologi dan rekayasa) bagi peserta didik. Output pendidikan Islam akan menghasilkan pesarta didik yang memiliki keimanan kokoh, memiliki pemikiran Islamnya mendalam (tafaqquh fiddin). Sehingga tercipta generasi yang dapat melaksanakan amar makruf nahi mungkar di tengah masyarakat bukan malah terwarnai oleh budaya yang bertentangan dari syariat Islam. Tak heran pendidikan pada masa itu mengalami masa kemilau yang ditandai dengan tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan Islam, serta lahirnya ulama dan ilmuwan yang pakar dalam berbagai disiplin pengetahuan.
Sudah saatnya negeri kita ini mencari solusi untuk penanganan dekadensi moral remaja. Solusi jitu untuk pendidikan generaai saat ini. Tak lain adalah hanya kembali pada sistim pendidikan Islam, yang telah terbukti mencetak para ulama sekaligus cendekiawan. Tercipta generasi yang cemerlang, yang nantinya akan meneruskan eatafet pembangunan bangsa.
Meitya Rahma, S. Pd
Views: 15
Comment here