Oleh : Dite Umma Gaza (Pegiat Dakwah)
wacana-edukasi.com, OPINI– Penjajahan Israel atas Palestina tak kunjung berakhir. Israel yang didukung oleh Amerika dan sekutunya makin membabi buta dalam meluluhlantakkan Palestina. Rafah yang menjadi tempat pengungsian terakhir pun tak luput dari bombardir.
Dilansir oleh KOMPAS.com (31-05-2024), koalisi masyarakat seperti, Kontras, Greenpeace, dan YLBHI, dan masyarakat lainnya melakukan unjuk rasa di seberang Kedutaan Besar Amerika Serikat, pada Jumat (31-5-2024). Dalam aksinya, mereka menuntut agar Israel menghentikan serangannya ke Palestina, dan menghentikan genosida. Mereka juga menyerukan agar Amerika Serikat berhenti memasok senjata ke Israel.
Bahkan, ada umat Kristiani bernama Stefani (27) yang membawa spanduk bertuliskan “Yesus marah kalau tahu tanah kelahirannya di-bombing”. Ia membentangkan spanduk tersebut bergantian dengan temannya yang bernama Iren (35) sambil meneriakkan “Free free Palestine. Free free Palestine,”.
Sebagai umat muslim, tentu kita harus berpikir bagaimana solusi tepat untuk Palestina. Kita sudah membantu logistik dan doa, tetapi mereka masih terus membombardir. Lalu, apa yang harus kita lakukan agar mereka bebas dari penjajahan?
Kepemimpinan Hari ini
Saat ini, negeri yang mengaku berideologi Pancasila ini, nyatanya menerapkan sistem pemerintahan dari ideologi kapitalisme. Kapitalisme adalah ideologi yang diadopsi dari Barat alias penjajah. Dalam ideologi kapitalisme meniscayakan diterapkannya sistem demokrasi, paham nasionalisme patriotisme, juga ide sekularisme dan liberalisme alias kebebasan.
Melalui ideologi kapitalisme ini negeri-negeri muslim dipecah-pecah menjadi lebih dari 50 negara bangsa. Masing-masing negara bangsa diberi bendera yang khas. Dengan terbentuknya negara bangsa alias nasionalisme atau nation state, maka tercipta adanya dominasi negara kuat terhadap negara lemah. Begitulah gambaran kepemimpinan di belahan bumi saat ini.
Selain itu, karena ideologi batil ini pula negeri-negeri muslim tidak bisa membantu saudaranya seiman dan satu akidah ketika ada yang menjajah. Padahal, ikatan sesama muslim adalah ibarat satu tubuh. Ketika yang lain sakit dan diserang, maka haram hukumnya jika diam saja tanpa membela. Ketika saudara muslim di Palestina di jajah, maka haram pula jika muslim yang lain tidak membantu perlawanan.
Palestina Wajib Dibela
Sejarah mengatakan bahwa Palestina merupakan tanah kharajiyah, yang diserahkan oleh penduduk Palestina yang mayoritas Nasrani kepada umat muslim. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab r.a., pimpinan Nasrani menyerahkan kunci Palestina melalui perjanjian Umariyah atau Perjanjian Illiya. Dalam perjanjian tersebut, terdapat kesepakatan untuk hidup berdampingan antara umat muslim dan umat Nasrani. Di bawah kepemimpinan Kalifah Umar, kaum Nasrani Palestina minta perlindungan dari ancaman Yahudi.
Oleh karena itu, wajib ‘ain hukumnya bagi umat muslim untuk membela dan mempertahankan negeri Palestina dari genosida yang dilakukan oleh kaum Yahudi. Terlebih, di belakang Yahudi ada Amerika, Inggris, maupun Perancis yang terus membela. Bahkan, mereka menyuplai bantuan peralatan militer kepada Yahudi untuk memerangi Palestina yang mayoritas kaum muslim. Oleh karena itu, yang dibutuhkan Palestina tidak sekadar kecaman atau bantuan materi, makanan, plus obat-obatan saja. Namun, Palestina membutuhkan bantuan yang setara, seperti tentara yang sepadan dengan yang dikirim untuk Yahudi. Allah Swt. berfirman,
فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ
“Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadap kalian.” (TQS Al-Baqarah : 194).
وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ
“Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (TQS Al-Baqarah : 191).
Solusi Hakiki
Dengan demikian, untuk melawan Israel dibutuhkan negara dengan kekuatan yang sebanding, bahkan super power. Kekuatan super power itu hanya dimiliki oleh negara yang menerapkan sistem pemerintahan Islam yang disebut dengan khilafah. Oleh karena itu, hanya dengan jihad dan khilafah yang mampu mengusir perampok Yahudi dan sekutunya dari negeri Syam. Sistem khilafah tidak akan membiarkan penjajah menguasai negeri-negeri muslim di mana pun di muka bumi ini.
Dengan khilafah pula negeri-negeri muslim akan mendapatkan kemerdekaan yang sesungguhnya. Rakyat akan hidup damai dalam perbedaan antara umat beragama seperti sejak perjanjian damai yang dibuat oleh Khalifah Umar bin Khaththab r.a. Sistem khilafah juga akan menjaga Palestina dan tidak akan memberikan sepenggal tanah pun untuk Zionis, seperti yang dilakukan Khalifah/Sultan Abdul Hamid II. Dengan demikian, tidak ada istilah solusi dua negara atau two state solution untuk Palestina.
Hal ini karena tanah Palestina adalah tanah kharajiah milik seluruh umat muslim, yang juga merupakan kiblat pertama. Sementara itu, Yahudi hanyalah perampok yang datang di negeri Palestina. Oleh sebab itu, jihad dan khilafah adalah solusi tuntas masalah yang terjadi di Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya.
Di sinilah letak penting mengapa kita harus memperjuangkan Kembali Khilafah Islam ‘alaa minhaaj an-nubuwwah. Kekuatan politik Islam global inilah yang akan mampu menghadapi kekuatan global Barat dan mencampakkan para penguasa pengkhianat di negeri Islam. Pada gilirannya, hanya khilafah yang akan menggerakkan tentara-tentara di negeri-negeri Islam untuk membebaskan tanah Palestina yang diberkahi.
Wallahua’lam bishowab.
Views: 25
Comment here