Opini

Solusi Hakiki Bukan Gencatan Senjata

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Sriyama

Wacana-edukasi.com, OPINI– Setelah episode panjang genosida yang terjadi di Palestina, akhirnya Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza pada Rabu malam (15/1), yang menurut tim mediator dari pihak Qatar, Mesir, dan Amerika, akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/1).

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, melalui X, Kamis (16/1), mengatakan langkah penting yang harus dilakukan pasca kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel adalah memastikan perjanjian ini dilaksanakan segera dan secara komprehensif untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak. Kekejaman Israel di Palestina telah memakan puluhan ribu nyawa Muslim Palestina. Diharapkan gencatan senjata ini bisa menjadi momentum untuk mendorong perdamaian di Palestina, yang hanya mungkin terwujud jika Palestina merdeka dan berdaulat, sesuai solusi dua negara yang telah disepakati oleh organisasi internasional.

Pengamat Pesimis Israel Akan Patuhi Gencatan Senjata

Hasbi Aswar, pengamat hubungan internasional dari Universitas Islam Indonesia, mengatakan bahwa gencatan senjata di Jalur Gaza merupakan sebuah pencapaian yang bagus karena itu akan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk, proses rekonstruksi Gaza dilaksanakan, dan menghentikan jatuhnya korban. Menurut Hasbi, ia tetap pesimis Israel akan mematuhi kesepakatan gencatan senjata ini. Pasalnya, selama ini Israel pada dasarnya memang tidak ingin keluar dari Gaza, sementara Hamas sudah berkuasa di sana dan Israel menilai keberadaan organisasi ini sebagai ancaman (VOA, 17/01/2025).

Gencatan senjata bukan hanya kali ini saja terjadi. Ide ini selalu dipromosikan sebagai solusi. Namun faktanya, kesepakatan gencatan senjata telah berulang kali dilakukan. Tindakan ini tidak memberikan sedikit pun kebaikan bagi Palestina, khususnya umat Islam.

Sebagaimana yang pernah terjadi sebelumnya, gencatan senjata hanya menjadi opini, namun nyatanya serangan demi serangan terus dilancarkan. Kita tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa kekuatan Zionis Israel didukung oleh Amerika Serikat, pemegang ideologi kapitalisme.

Sebagai bukti, Amerika Serikat banyak menyalurkan bantuan, mulai dari segi pendanaan, logistik, keamanan seperti Iron Dome, hingga persenjataan. Pernyataan politik pemimpin AS pun terang-terangan menyatakan keberpihakan mereka di sisi Zionis. Bahkan yang paling menyakitkan adalah pemimpin negeri-negeri kaum Muslimin justru memberikan peluang kepada musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menumpahkan darah-darah kaum Muslimin, merampas lahan, menghancurkan, dan memporak-porandakan rumah-rumah kaum Muslimin.

Selain itu, negeri-negeri Muslim pun membiarkan musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki segala alasan untuk menindas kaum Muslim dan menghasut serta menakut-nakuti umat Islam di negeri-negeri Muslim lainnya agar tidak melakukan tindakan apa pun. Padahal, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan amanah kekuasaan yang seharusnya dengan kekuasaan itu mereka memiliki tugas untuk menggerakkan tentaranya sekuat tenaga dalam membebaskan Palestina.

Pada faktanya, mereka hanya mengeluarkan perlawanan secara retoris saja, seperti mengutuk tanpa melakukan aksi nyata, seperti mengirimkan tentara-tentaranya di tanah Baitul Maqdis. Secara perhitungan jumlah, antara kaum Muslimin yang berjumlah sekitar 2 milyar, maka Israel sudah dipastikan kalah dalam melawan umat Islam di Palestina.

Yahudi Israel mendapat bantuan dari Amerika Serikat dan juga mendapat dukungan dari penguasa negeri-negeri kaum Muslim. Namun, hingga saat ini Zionis nyatanya merasa kewalahan menghadapi mujahidin Palestina.

Maka, gencatan senjata yang terjadi saat ini bukanlah karena tekanan dari Trump kepada Netanyahu, namun lebih kepada bahwa Zionis tidak sanggup menghadapi serta mematahkan semangat kemerdekaan umat Islam yang berada di Gaza Palestina. Terlihat jelas bahwa gencatan senjata merupakan kedok Zionis untuk mengambil napas dalam pertempuran melawan mujahidin Palestina.

Para mujahidin Palestina terus memberikan fakta yang menyakitkan bagi Zionis, meskipun umat Islam di Palestina sendirian mereka menderita kelaparan. Mereka dibunuh, namun banyak pula yang syahid. Mereka tetap dalam keteguhan, kesabaran, dan ketabahan.

Keimanan yang menjadi sumber kekuatan dan keistiqamahan ghirah para mujahid untuk berjihad dalam rangka mempertahankan tanah Palestina, yakni tanah kharjiyyah milik kaum Muslimin, telah menggentarkan Zionis. Oleh karena itu, Zionis sejatinya kalah telak sejak awal, mereka tidak layak bertempur di medan pertempuran melawan mujahidin Islam yang memimpikan syahid dan jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Umat Islam, khususnya kaum Muslimin yang berada di Gaza, harusnya menyadari bahwa gencatan senjata tidak bisa mengubah kondisi apa pun. Zionis akan tetap mengkhianati perjanjian itu dengan menyerang kembali kaum Muslimin.

Hal ini terbukti, beberapa jam setelah pengumuman kesepakatan gencatan senjata, Zionis melakukan serangan yang menewaskan sedikitnya 82 orang. Jadi, apa yang dilakukan Zionis itu sangat jelas menunjukkan hal tersebut untuk kesekian kalinya.

Maka sangatlah jelas bahwa solusi untuk Palestina bukan dengan bantuan-bantuan kemanusiaan, boikot, dan solusi parsial pragmatis lainnya. Solusi hakiki untuk menghentikan serangan Zionis adalah jihad dan khilafah.

Dengan terwujudnya Daulah Khilafah Islamiyah yang akan mengirimkan tentara untuk berjihad membebaskan Palestina, itu adalah kemenangan secara nyata. Umat Islam harus meyakini bahwa kemenangan adalah milik umat Islam. Sebab, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjanjikannya dalam Al-Quran, “Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepadamu kemenangan yang nyata.” (QS. Al-Fath: 01).

Kemenangan akan datang atas pertolongan Allah, “Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfal: 10).

Maka agar umat Islam ditolong oleh Allah, kita wajib berjuang sesuai tuntunan Allah dan tidak menyerahkan urusan kepada musuh-musuh Allah. Oleh karena itu, umat harus terus berjuang secara syar’i untuk mewujudkan solusi yang hakiki. Sudah saatnya kaum Muslim menyadari keberadaan partai politik Islam ideologis yang tak pernah lelah dan senantiasa istiqomah dalam mendakwakan kefarduan untuk menegakkan syariat Islam kaffah dalam naungan khilafah.

Sudah saatnya pula kaum Muslim memberikan kepercayaan dan pertolongan kepada partai untuk memimpin umat. Karena hanya partai politik Islam ideologis yang memiliki fikrah dan thariqah yang shahih dalam mewujudkan junnah atau perisai kaum Muslim. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyegerakan kemenangan untuk kaum Muslim. Wallahu ‘alam bishowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 2

Comment here