Surat Pembaca

Solusi Judol dan Pinjol

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Berkerut kening setelah mendengar fenomena bunuh diri karena terjerat judi online, memaksakan diri untuk terus menerus pasang slot judi. Mulai dari nominal terendah sampai ada yang rela memasang slot dengan jumlah gaji sebulan bekerja dan itu dilakukan terus menerus. Setelah mulai menyadari bahwa ada keluarga yang harus dinafkahi jalan pintasnya adalah dengan berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berhutang ke sanak saudara, ke teman, bahkan kerabat dekat pun keadaannya sama, tidak bisa membantu untuk meminjamkan uang. Solusi akhir yang mudah untuk dipinjami adalah melalui pinjaman online.

Begitu mudahnya pinjaman online saat ini, hanya dengan mendownload aplikasi pinjaman, maka langsung bisa meminjam dengan bermodalkan KTP saja lalu uang pinjaman akan langsung ada di rekening pribadi. Mirisnya, jika satu aplikasi pinjaman sudah tidak bisa terbayar maka dengan mudah bisa meminjam kembali di aplikasi lain. Tak terbayar lagi sampai jatuh tempo, maka solusinya dengan meminjam lagi di aplikasi lain, begitu seterusnya.

Untuk judi sebenarnya di luar negeri sana merupakan hiburan bagi mereka yang memiliki banyak uang dan bagi mereka yang lelah bekerja seharian. Maka hiburannya adalah perjudian. Di Indonesia sendiri perjudian dijadikan patokan harapan agar bisa menang berkali-kali lipat dengan cara instan, dengan harapan segera cepat kaya. Trik judi online itu, sekali diberi menang dengan modal sedikit tapi mendapatkan keuntungan puluhan kali lipat, selanjutnya ketagihan begitulah pengaruh judi.

Satu persatu masalah bermunculan, karena tidak bisa membayar hutang pinjaman online yang banyak. Dampaknya adalah di tempat kerja, pekerjaan mulai semrawut, di rumah istri marah-marah karena tidak ada beras, bahkan makanan dan untuk jajan anak. Ketika masalah itu menumpuk dan menjadi beban. Bagi yang tidak ada kedekatan dengan Allah SWT, solusinya adalah mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri agar Masalah selesai dan tidak lelah Memikirkan Hutang.

Kenapa Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah beragama Muslim tapi banyak yang melakukan perjudian bahkan pinjaman online? Jawabannya adalah karena mereka merasa bebas dan jauh dari Tuhan-Nya, merasa bisa melakukan apapun tanpa aturan-Nya. Padahal manusia tidak diciptakan dengan sendirinya. Manusia itu ketika diciptakan sudah seperangkat dengan bekal yaitu aturan dari Penciptanya, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah.

Ketika manusia mulai memahami akidahnya, maka akan menyadari bahwa semua yang dilakukan di dunia ini semata-mata hanya untuk beribadah saja kepada Allah Swt. Apa yang diakukan semata-mata hanya berharap keridhoan-Nya, lalu keyakinan inilah yang mendorong diri untuk mulai memperbaiki kehidupan dengan menjalankan apa yang diperintahkan-Nya dan apa yang Rasul ajarkan. Seperti memulai solat 5 waktu dengan khusyuk, mulai menambah ibadah sunah lainnya, mengontrol diri untuk tidak terpengaruh dari kemaksiatan (menipu, berbohong, mencuri, perzinahan, peselingkuhan, berpakaian tapi telanjang, dll). Jika seorang hamba hanya patuh pada apa yang diperintahkan-Nya, dan tidak melakukan apa yang dilarang-Nya, maka Insha Allah akan selalu didekatkan dengan kebahagiaan dan rezeki yang tidak disangka-sangka.

Dekat dengan Rabb Sang Pencipta bisa mengerem manusia dari perbuatan-perbuatan yang tidak diajarkan Islam bahkan akan terus didekatkan dengan kebaikan-kebaikan dari lingkungan yang baik, teman yang baik. Maka jadilah seorang yang baik akhlaknya maupun perbuatannya. Inilah solusi agar tidak kembali terjerat Pinjol dan Judol. Pahami hakikat kehidupan, karena sejatinya dunia ini hanya sementara, karena hidup kita yang sebenarnya adalah di akhirat sana.

Syahida, Dramaga

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 67

Comment here