Oleh Ummu Syifa (Pengelola Taman Tahfidz Lisan Mulia Annur)
Wacana-edukasi.com, OPINI-– Begitu panjangnya perjalanan waktu derita yang dialami saudara kita di Palestina. Solusi yang ada masih jauh dari solusi hakiki. Rupanya solusi yang ada hanya sebatas obat pereda yang kapan saja bisa datang lagi bahkan menjalar.
Siapa saja tidak mau hidup menderita dengan tekanan, ancaman sampai nyawa yang suci tak berharga. Sudah saatnya dunia Islam kompak ada pemimpin yang mampu menyerukan perang melawan Zionis. Pertanyaannya adakah pemimpin itu sekarang?
Beberapa warga Palestina tewas dan terluka ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Kota Gaza selatan pada Kamis, (29-2-2024) menurut para saksi. Ratusan warga Palestina sedang menunggu untuk mendapatkan bantuan dekat Dowar al-Nablusi, di bagian selatan Kota Gaza, ketika mereka ditembaki oleh Israel. Namun, Kementerian Kesehatan Palestina belum memberikan data resmi terkait jumlah korban jiwa akibat serangan tersebut.
Israel terus melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sebagai balasan atas serbuan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang. Serangan militer Israel telah menewaskan sedikitnya 30.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 70.000 lainnya. Rentetan serangan Israel itu disertai dengan kehancuran massal dan kekurangan berbagai kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza hingga menyebabkan penduduk wilayah itu, khususnya di Gaza utara, berada di ambang kelaparan. Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sekian kalinya agresi Zionis membabi buta. Kerap bantuan kemanusian tak bisa menghentikan aksi biadab tersebut. Para pemimpin dunia Islampun hanya bisa mengecam dan mengutuk tak bisap bertindak lebih. Bagi entitas Zionis semua hal tadi tidak bisa menghentikan tindakan biadabnya. Bentuk penjajahan yang dilakukan Zionis atas paletina merupakan pertarungan Barat dan Islam. Dengan persetujuan internasional terbentuknya Zionis melalui Deklarasi Balfour melalui PBB pada Resolusi 181 pada tahun 1947 hingga membagi palestina menjadi dua bagian, yakni negara Palestina dan Yahudi. Keberadaan Zionis sebagai cara AS melahirkan kebijakan penjaga ideologi kapitalisme yang tujuannya menguasai dan menjajah negeri-negeri muslim demi mengamankan kepentingan keberadaan ideologi tersebut.
Sebagai kaum muslim yang disatukan oleh aqidah Islam harus mampu mengambil sikap konkret dan cara yang selektip dengan panduan syariat, di antaranya jangan menaruh harapan pada lembaga internasional seperti PBB. Faktanya lembaga tersebut yang didalamnya ada utusan dari negeri- negeri Islam hanya memberikan sebatas kutukan dan kecaman tanpa hasil nyata.
Mustahil juga menyeret Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ) atas kejahatan kemanusiaan karena cara ini sudah berulangkali dilakukan malah menjadi- jadi menarget warga sipil tanpa ampun, tak mampu menghentikan genosida. Cara lainnya saat ini ” two state solusian” dan diplomasi bukanlah solusi. Membagi dua tanah untuk palestina dan yahudi adalah bentuk penghianatan. Palestina sendiri merupakan tanah kharajiah yang diperoleh dengan darah dan air mata kaum muslim. Selamanya akan menjadi milik kaum muslim.
Menghadapi Zionis bukan dengan diplomasi atau gencatan senjata tapi dengan membuat mereka gentar tidak ada cara lain dengan memeranginya. Hal yang harus diwujudkan saat ini sebagai wujud realisasi atas kewajiban muslim mengikat dengan ikatan aqidah. Selama nasion state yang dipakai hingga akhirnya memecah persatuan umat hingga menjadi puluhan negara bukti gagalnya ikatan kebangsaan tersebut dalam menyatukan seluruh umat islam.
Penderitaan Palestina adalah penderiataan kaum muslim. Tidaklah semua hal yang dikerahkan saat ini menjadi solusi. Tanah Palestina tidak boleh ada yang merampas, wajib bagi kita kaum muslim dibelahan bumi mempertahankannya hingga nyawa sebagai taruhan. Bersatunya kaum muslim untuk memerangi Zionis adalah bentuk nyata yang bisa menyudahi penderitaan Palestina.
Sebagaimana firman Allah SWT “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantara) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum mukmin.” (QS At-Taubah {9}: 14).
Untuk menyerukan perang jihad fi sabilillah harus dengan kekuasaan maka mutlak harus hadir seorang kholifah dalam sistem Khilafah Islam yang akan menyatukan kaum muslim dalam ikatan aqidah yang kuat sebagai kekuatan global menghadapi Zionis.
Khilafah satu satunya institusi yang dicontohkan rosulullah saw dilanjutkan oleh para sahabat. Masih terlukis dalam sejarah bagaimana awal Palestina berdiri yang didalamnya mampu menaungi agama yang ada saat itu Islam, Nasrani dan Yahudi hidup berdampingan damai.
Walhasil solusi tentas Palestina dan negeri muslim lainnya yang sekarang tertindas hanya dengan Jihad dan Khilafah. Tanpa khilafah sudah 100 tahun umat muslim terjajah, tertindas, bercerai berai. Saatnya kaum muslim sadar untuk kembali menegakan Khilafah, denganya membawa kejayaan, tinta emas yang pernah tergores akan kembali hadir membawa misi kenabian tak akan terkalahkan.
Wallahu’alam bisshawab.
Views: 24
Comment here