Surat Pembaca

Standar Cantik dalam Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Indri Wahyuni Putri S.Pd (Ummu Elma)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Pada hakikatnya, setiap wanita itu diciptakan cantik dengan masing-masing keunikannya, apapun jenis kulitnya, rambut, bentuk tubuh, dan lainnya karena Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang paling sempurna dan paling indah.

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (Q.S At-Tin:4)

Namun, seiring berkembangnya zaman dan pengaruh arus modernisasi mulailah bermunculan sebuah trend kecantikan dan kini definisi cantik memiliki standarnya sendiri sehingga wanita dikatakan cantik jika sesuai trend kecantikan yang sedang viral maka setiap wilayah, daerah, dan negara memiliki standar cantik yang berbeda-beda.

Di Indonesia, wanita dikatakan cantik jika tubuhnya langsing, kulitnya putih, tinggi dan berambut lurus panjang. Berbeda dengan Prancis yang menganggap wanita cantik jika berdandan minimalis, natural dan rambut berantakan alami.

Wajah kecil, mata bulat, dan kulit putih merupakan standar cantik di korea selatan bahkan seringkali wanita Korea melakukan operasi plastik demi dikatakan cantik. Berbeda dengan di Australia, disana wanita cantik adalah mereka yang berkulit agak gelap dan bertubuh atletis.

Di Jepang, wanita yang memiliki gigi gingsul adalah standar cantik di negara sakura ini. Di Myanmar, lebih unik lagi, standar cantik disana adalah wanita yang memiliki leher nan panjang dan di Mauritania, wanita dengan tubuh yang gemuk dikatakan cantik.

Kalo kita amati ternyata standar cantik masing-masing negara itu hanya diukur dari fisik saja, hal ini dipengaruhi karena adanya trend yang terbentuk dari kapitalisme dengan menciptakan trend melalui media sosial atau iklan-iklan serta menciptakan ajang-ajang kontes kecantikan untuk membuka peluang industri kecantikan seperti alat-alat kosmetik, produk-produk kecantikan, salon-salon perawatan, obat pelangsing badan dan lainya yang membuat kaum wanita tergoda untuk membeli dan melakukan berbagai macam perawatan mulai dari ujung rambut hingga kaki bahkan sebagian para wanita berlomba-lomba mengikuti ajang-ajang model atau kontes kecantikan, mulai dari tingkat nasional hingga Internasional sehingga mereka mulai melalaikan koridor syariat Islam yang telah mengatur batasan-batasan untuk tampil cantik dan eksploitasi terjadi pada wanita tanpa mereka sadari. Salah satu bentuk eksploitasi tersebut adalah menampakkan sensualitas, kecantikan dan keindahan tubuh wanita untuk kepentingan bisnis hal ini merupakan dampak dari kapitalisme. Kapitalisme adalah sebuah cara pandang tentang kehidupan di mana semua hanya dinilai dengan uang dan manfaat semata.

Selama kita hidup dalam sistem kapitalisme, maka standar ini akan terus dipertahankan dengan tolak ukur yang terus berubah mengikuti perkembangan zaman atau trend agar industri kecantikan semakin laris berbeda dengan standar cantik di dalam islam sangatlah indah dan sederhana, serta tidak berorientasi pada fisik karena pada hakikatnya kemuliaan dan kehormatan wanita di dalam Islam tidak diukur dengan ukuran fisik dan kecantikannya akan tetapi keimanan dan ketakwaannya dan Allah pun tidak akan bertanya atau menilai tentang bentuk fisik atau tubuh kita melainkan hati dan amalan kita yang kelak akan dihisab dan diminta pertanggungjawaban.

Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh-tubuh kalian, tidak pula pada rupa kalian. Akan tetapi, Dia melihat kepada hati-hati kalian dan amalan kalian.” (HR. Al-Bukhari)

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 211

Comment here