Oleh Santy Mey
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Musim kemarau panjang sudah terjadi sekitar 3 bulan yang lalu, dari awalnya menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa musim kemarau terjadi bulan Juli sampai bulan September yang telah berlalu dan sekarang sudah memasuki bulan Oktober musim kemarau masih berlangsung, maka kemungkinan besar akan terjadinya kekeringan yang berkepanjangan dan tentunya akan semakin sulit mendapatkan air bersih.
Dalam menyikapi fenomena kemarau panjang ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, telah menetapkan dari awalnya status siaga menjadi status tanggap darurat dimulai dari tanggal 25 September 2023 sampai tanggal 8 Oktober 2023. Dimana perubahan status tersebut disebabkan karena musim kemarau yang tambah panjang sehingga banyaknya permohonan bantuan air bersih dari warga masyarakat dan semakin meluasnya kebakaran hutan (karhutla).
Sebetulnya, kebijakan pemerintah dengan merubah dari status siaga menjadi status darurat adalah hal yang tepat. Namun, tidak serta merta dapat menyelesaikan masalah secara efektif dan tidak bisa memberikan solusi yang tuntas dalam mengatasi kemarau panjang ini, jika hanya sekedar kebijakan sebuah teori dalam penetapan status saja tanpa di barengi dengan praktek kerja secara nyata. Sebab air bersih yang sangat di perlukan masyarakat pun tidak juga terpenuhi dan tidak mencukupi, walaupun beberapa daerah mendapat pasokan air bersih namun ada pula daerah yang tidak mendapat pasokan, jadi bantuan air bersih ini tidak merata ke seluruh daerah atau tempat yang terdampak kemarau.
Kendatipun, Pemerintah Kabupaten Bandung telah menginstruksikan kepada masyarakat agar supaya melakukan penghematan penggunaan air bersih, tetapi yang terjadi memang kebutuhan terhadap air bersih semakin meningkat, karena air bersih merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, apalagi di musim kemarau yang panjang seperti yang terjadi sekarang ini sebagai makhluk hidup terlebih lagi manusia harus banyak mengkonsumsi air mineral agar tidak terjadi dehidrasi, selain untuk minum air juga diperlukan untuk memasak, mandi, mencuci dan lain sebagainya. Di samping itu kemarau panjang juga berdampak pada sektor ekonomi, banyak para petani yang mengalami gagal panen.
Dengan demikian, imbas dari keringnya lahan pertanian mengakibatkan semakin langkanya segala macam kebutuhan pokok dan tentunya harga pun semakin meningkat, inilah yang sedang di keluhkan masyarakat. Pilu rasanya tatkala terjadi bencana, tidak ada peran pemerintah secara cepat tanggap menyentuh masyarakat dalam mengatasi kemarau panjang ini, yang ada malah sibuk dengan pembangunan infrastruktur yang sebetulnya tidak menguntungkan rakyat kecil.
Maka, jika kita menilik pada Islam, ajaran yang mampu menguatkan umatnya tatkala menghadapi musibah harus selalu bersabar dan bersyukur, bahwa segala yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT, tetapi Islam pun mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berikhtiar dalam upaya mengatasi berbagai musibah termasuk kemarau yang sedang terjadi saat ini, karena setiap masalah pasti ada solusinya.
Sehingga, dalam Pemerintahan Islam tidak perlu menunggu musim kemarau dalam memasok air bersih, baik di musim kemarau maupun tidak air bersih harus selalu di penuhi setiap harinya karena air merupakan kebutuhan pokok untuk masyarakat dan harus terpenuhi dengan merata tanpa terkecuali, apa lagi yang namanya air bersih merupakan kebutuhan yang sangat mendasar. Tidak saja untuk kebutuhan rumah tangga, air pun di butuhkan para petani untuk pengairan sawah dan ladang.
Wallahu’alam bishawab
Views: 2
Comment here