Oleh : Retno Puspitasari
“Kapan kamu mau pakai jilbab?”
“Nantilah… Kalau sudah nikah.”
“Ahad besok ikut kajian Islam, yuk!”
“Kapan-kapan deh, kalau Minggu kan hari keluarga.”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pernahkah sobat mendengar isi percapakan yang serupa itu? Entah kita sebagai penanya atau yang ditanya, ketika diajak untuk mendekat untuk taat, bukannya bersegera malah menunda-nunda. Seolah umur kita masih panjang. Padahal, kita tak tahu berapa lama lagi kesempatan yang Allah SWT berikan untuk mengumpulkan bekal menuju akhirat.
Allah SWT selain memerintahkan hamba-Nya untuk taat pada perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, juga memerintahkan untuk bersegera, tidak menunda-nunda.
Allah SWT berfirman,
وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,”
(QS. Ali ‘Imran 3 : 133)
Ketika mendengar perintah atau larangan Allah SWT, tidak layak untuk bertindak sesuai hawa nafsu. Bagi seorang muslim ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya adalah harga mati. Karena meninggalkan perintah Allah dan melakukan larangan-Nya akan menuai murka.
Allah SWT berfirman,
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِ نَّ لَـهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.””
(QS. Ta-Ha 20 : 124)
Patutlah kita mencontoh para sahabat Rasulullah saw ketika mendengar perintah atau larangan Allah. Taat tanpa menunda-nunda.
Abu Dawud telah mengeluarkan hadist dari Shafiyah binti Syaibah dari ‘Aisyah ra : Sesungguhnya Beliau saw menuturkan wanita Anshar, kemudian beliau memuji mereka dan berkata tentang mereka dengan baik. Beliau saw, berkata, “Ketika diturunkan surat An-Nur 31, maka mereka mengambil kain sarungnya, kemudian merobeknya dan menjadikannya sebagai kain penutup kepala (kerudung).”
QS An-Nur ayat 31 berisi perintah untuk menggunakan kain kerudung pada muslimah. Para sahabiyah tidak menunda-nunda melaksakan perintah Allah. Bersegera melaksanakan perintah dengan segenap kemampuan.
Lalu, bagaimana agar kita bersemangat untuk taat tanpa menunda-nunda?
Pertama, luangkan waktu untuk mengikuti kajian Islam secara kaffah minimal sepekan sekali. Mempelajari Islam akan menambah pemahaman mana yang wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram dikerjakan. Sehingga kita paham apa yang harus kita lakukan.
Kedua, berkumpul dengan orang-orang sholih. Aktif mengikuti kajian, juga akan menambah teman-teman sholih yang sefrekuensi dengan pemahaman kita. Sehingga ketika kita melakukan kesalahan, ada yang peduli dengan mengingatkan. Jangan baper ya ketika diingatkan! Karena itulah rasa sayang yang sebenarnya. Rasa sayang karena Allah, yang membuat tidak rela melihat temannya terjerumus dalam kemaksiatan.
Ketiga, mengamalkan aturan Islam. Setelah mengkaji Islam, tentu tidak boleh hanya jadi pengetahuan, tapi juga harus diamalkan agar menjadi amal sholih.
Keempat, menyampaikan Islam. Menjadi orang sholih sendiri di tengah lingkungan yang penuh maksiat tentu tak nyaman. Maka pemahaman Islam harus disampaikan ke teman-teman di sekitar kita.
Kelima, bergabung dengan komunitas dakwah Islam ideologis. Agar semangat untuk mengkaji, mengamalkan dan menyampaikan selalu terarah dengan benar, maka kita harus bergabung dalam komunitas dakwah Islam ideologis. []
Views: 333
Comment here