Opini

Tabah di Tengah Musibah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Umi Hanifah S.Ag.

(Komunitas Aktif Menulis)

Menghadapi wabah yang kasat mata saja dunia goncang, maka seharusnya memohon dengan merendah selalu kepada Allah Swt

Wacana-edukasi.comRoda kehidupan terus berputar, kadang di bawah kadang di atas. Ada sedih dan bahagia, pernah sakit juga sehat, siang dan malam bergiliran, dulu kaya sekarang miskin atau sebaliknya begitulah seterusnya. Setiap insan pasti pernah merasakannya, hal tersebut wajar saja bukan hal yang luar biasa.

Namun banyak manusia saat ditimpa musibah atau keinginannya tidak tercapai marah bahkan melakukan hal diluar batas. Akibat korban PHK seorang suami tega membunuh istrinya, diduga stres karena dua tahun menganggur.

Pembunuhan yang dilakukan oleh I Made Maranada (34 tahun) terhadap istrinya, Ni Luh Putu Russiani (24 tahun) pada Jumat malam (18/6/2021), menggemparkan warga Banjar Sibang, Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali.

Ia diduga membunuh istrinya karena stres semenjak jadi penganggur usai di-PHK gara-gara pandemi covid-19.

Sudah hampir dua tahun berlalu, ia masih saja menganggur dan itu membuatnya bertambah stres (Indozone.id, 22/06/2021).

Hal tersebut tidak hanya terjadi di Bali, namun hampir diseluruh daerah, banyak orang yang stres hingga depresi akibat masalah yang menghimpitnya.

Moch. Djupri (52) ditemukan meninggal dengan cara gantung diri di dapur rumahnya di Desa Sumari RT 06 RW 02 Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik.

Peristiwa gantung diri tersebut terjadi pada, Senin (8/3/201) siang hari sekitar pukul 13.30 Wib. Korban ditemukan oleh keponakannya bernama Muhammad Ridwan sudah meninggal dengan cara gantung diri menggunakan tali tampar warna biru yang diikatkan pada kayu usuk yang ada di dapur.

Kapolsek Duduksampeyan AKP Nur Sugeng Ari putra mengatakan dari keterangan beberapa saksi, korban diduga mengalami depresi atau stres setelah diberhentikan atau di PHK dari pekerjaannya di PT. Swabina Gatra sekitar satu tahun yang lalu.

“Setelah diberhentikan, korban sering terlihat bingung atau linglung dan sering mengeluh susah tidur,” ungkapnya, Selasa (9/3/2021).

Fenomena tersebut seperti gunung es, masih banyak kejadian yang belum terungkap. Sistem kehidupan yang jauh dari nilai agama/sekulerisme, membuat manusia mudah goyah iman dan gelap mata saat menghadapi masalah.

Ditambah wabah yang semakin parah, seakan bertambah lengkap penderitaan yang dirasakan. Di rumah saja bosan dan keluar resiko terpapar, makin runyam kondisi saat ini.

Siapapun selama masih hidup pasti menghadapi berbagai ujian. Seorang muslim, dalam menghadapi ujian atau musibah sikap yang harus dimiliki adalah:

1. Wabah dan musibah hanya datang dari Allah SWT sebagi bentuk ujian keimanan.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّ وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-‘Ankabuut : 2).

2. Memahami bahwa alam semesta dan seisinya ini dalam kendali Sang Khaliq Allah SWT.
Allah berfirman : “Katakanlah, ‘Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui’…” (QS. Al-Imran : 29).

3. Yakin dan ridla. Wajib meyakini bahwa tidak akan terjadi sesuatupun dialam semesta ini termasuk wabah kecuali atas izin Allah SWT. Firman Allah Swt : “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa kecuali atas izin Allah.” (TQS ath Taghabun: 11).

4. Wabah dan musibah ditimpakan karena dosa dan maksiat manusia. Allah SWT berfirman: “Apa saja yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri. Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian).” (TQS As Syura: 30).

5. Istighfar dan taubat. Manusia tempat salah dan dosa maka selayaknya banyak istighfar dan bertaubat. Syarat taubat: pertama, meninggalkan kemaksiatan yang dilakukan. Kedua, menyesali kemaksiatan yang dilakukan. Ketiga, bertekad tidak akan mengulanginya lagi. Jika maksiat itu terkait hak manusia maka harus menyelesaikannya atau meminta maaf.

Jika kemaksiatannya bersifat sistemik, karena pengabaikan syariat Allah Swt. Maka taubatnya harus sistemik yaitu dengan berupaya menerapkan sistem Islam kaffah. Jika tidak maka wabah dan musibah akan tetap ada. Karena alam beserta isinya adalah ciptaan Allah maka kehidupan akan berjalan dengan baik jika menerapkan syariat-Nya.

6. Sabar dan tawakal. Sabar adalah menahan dari berkeluh kesah, marah dan mengadu kepada semua makhluk serta menahan tindakan agar tetap terkendali. Karena semuanya akan ada pertanggung jawaban.
Rosulullah saw bersabdda: “Sungguh Allah jika mencintai suatu kaum, Dia akan memberikan cobaan kepada mereka. Siapa saja yang sabar, dia berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Siapa saja yang berkeluh kesah , dia pun berhak mendapatkan (dosa) keluh kesahnya.” (HR. Ahmad).

Tawakal adalah menyerahkan semua urusan pada Sang Khaliq, Dia yang memberi ujian atau musibah pasti ada solusi didalamnya. Dalam tawakal juga harus ada upaya hamba agar bisa mendapatkan jalan keluar kemudian yakin hasil adalah wikayah Allah Swt. saja.

7. Berdoa. Doa adalah senjata yang tak pernah meleset. Doa adalah bentuk lemah dan rendahnya hamba dihadapan Pencipta.
Menghadapi wabah yang kasat mata saja dunia goncang, maka seharusnya memohon dengan merendah selalu kepada Allah Swt. agar semuanya segera diangkat. Karena hanya Dia saja yang bisa mengatasinya.

Begitulah seharusnya sikap seorang muslim baik rakyat atau pun pejabat ketika menghadapi ujian. Jika seluruh negeri ini punya sikap yang sama maka seberat apapun ujian tak menjerumuskan pada sikap yang tercela.

Wallahu a’lam bishowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 11

Comment here