wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Berulang kita dengar di tengah masyarakat setiap pergantian tahun. Betapa miris dan sudah membudayanya pembelian kondom dalam jumlah besar. Serta sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak lagi orang yang sudah menikah, tapi juga yang bukan pasangan sah pun menggunakannya sebagai alat pencegah kehamilan disaat mereka ingin berbuat maksiat.
Di malam tahun baru, barang yang laris manis selain terompet yakni alat kontrasepsi alias kondom. Terbukti saat salah satu wartawan vivanews mengunjungi salah salah minimarket di Jalan Adisucipto, Kubu Raya, Kalimantan Barat. Seperti di toko lainnya, supermarket ini juga menjual kondom. Jumlahnya dianggap terlalu banyak (jurnalindo.com 25/12/2022).
Seorang pegawai toko yang enggan disebutkan namanya mengatakan enam jenis kondom dijual di tempat kerjanya dan juga jenis tisu super magic yang paling banyak dibeli. Hal senada diungkapkan pegawai minimarket lainnya, yakni Nabila yang mengatakan bahwa penjualan kondom laris manis sejak pekan lalu, berbeda dengan hari-hari biasa, meningkat pada malam pergantian tahun baru.
Fakta diatas bekaitan erat dengan mewabahnya paham sekulerisme dan liberalisme yang juga berkembang dengan kapitalisme. Satu sisi perbuatan manusia dibiarkan bebas tanpa batasan hingga bermaksiat, disisi lain ada industri besar yang memanfaatkan atau lebih jauh lagi yakni mengambil untuk dari perbuatan maksiat manusia.
Di dalam Islam, jelas yang menjadi arah pandang seseorang adalah kepada ajaran agamanya. Halal atau haramnya, buruk atau baiknya, apakah terpuji atau tercela, semua dinilai dari pandangan agamanya. Semakin dia tinggalkan, perbuatan dipastikan menghantarkan pada kefasikan hingga kerusakan. Sebaliknya, jika agama menjadi panduan perbuatan maka akan diberi Allah keselamatan. Ditambah lagi dalam Islam, akan ada pengaturan sistemik terhadap bisnis yang haram dan pembinaan terhadap manusianya agar beriman dan bertaqwa. Tak ada bisnis yang boleh bertentangan dengan ajaran agama.
Zawanah F.N
Pontianak, Kalbar
Views: 17
Comment here