Wacana-edukasi.com — Terungkapnya kasus bagi-bagi honor atas pemakaman jenazah covid 19 dikalangan pejabat di Kabupaten Jember sungguh membuat miris. ” Tak Ada Akhlak”, mungkin itu layak di lontarkan masyarakat pada pejabat yang tega meraup untung di tengan pandemi. Jumlah honor yang diterima pun cukup besar hingga ratusan juta.
Bupati Jember Hendy Siswanyo mengaku, sempat satu kali menerima honor itu, meski dia mengiyakan jika penerimaan honor dengan nilai fantastis tersebut tidak etis.
Hendy menyebutkan, honor itu didapatkan karena pejabat yang tergabung dalam tim pemakaman telah bekerja keras mengurus warga yang meninggal karena covid 19 (Kompas.com, 29/8)
Mendulang untung di tengah duka masyarakat, seolah menari di atas penderitaan. Perbuatan yang tidak dibenarkan walaupun para pejabat tersebut mengaku hal itu sudah sesuai regulasi. Apakah gaji yang diterima oleh para pejabat daerah selama ini tidak cukup?sehingga pemakaman pun menjadi lahan dalam mendapatkan pundi-pundi keuangan.
Barangkali ini potret buram dari kondisi sebagian pejabat di negeri ini. Paradigma pemimpin yang mengarah pada materialisme telah membuat mereka kehilangan rasa empatinya.Kapitalisme telah melahirkan orang-orang yang hanya memandang kehidupan berdasar materi. Apapun dilakukan demi pemenuhan kehidupan dunia yang tak ada batasnya.
Pejabat-pejabat itu seharusnya fokus mengurusi rakyatnya karena mereka digaji memakai uang rakyat. Ketika rakyat kelaparan, maka pemimpinlah yang pertama merasakan kelaparan. Pun sebaliknya ketika rakyat kenyang, pemimpin harusnya yang terakhir merasakannya.
Negeri ini butuh dipimpin oleh pemimpin dan pejabat-pejabat yang memiliki akhlak baik. Dan hal tersebut hanya dapat terwujud dalam suatu sistem yang shahih, bukan kapitalisme dan yang lainnya. Satu-satunya sistem yang dirihoi Allah yaitu sistem Islam.
Rien Ariyanti, SP — Kulonprogo, Yogyakarta
Views: 16
Comment here