Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA— Kebiadaban zionis tiada tara, selain puluhan ribu anak-anak telah digenosida, juga meninggalkan kepedihan banyak anak-anak menjadi yatim piatu karena kehilangan kedua orang tua. Tercatat ada 39 ribu anak menjadi yatim di Gaza akibat genosida sejak 7 November 2023.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sedikitnya 100 anak telah terbunuh atau terluka setiap hari di Gaza sejak serangan dimulai kembali pada 18 Maret, bahkan saat Amerika Serikat menggarisbawahi dukungan berkelanjutan bagi Israel. Dilansir Erakini.id (05/04/2025).
Mirisnya, seluruh fakta ini terjadi di tengah narasi HAM dan tetek bengek aturan internasional, serta perangkat hukum soal pelindungan dan pemenuhan hak anak. Tanggal 5 April lalu, ditetapkan sebagai hari Anak Palestina. Penetapan hari tersebut lantaran anak Palestina hidup secara sejarah dalam keadaan sulit akibat penjajahan zionis Israil.
Namun, apalah guna hari peringatan, jikalau penjajahan zionis semakin menjadi-jadi dan mengerikan di era modern ini. Zionis terus menjatuhkan bom di kamp-kamp pengungsian. Hingga tubuh anak laki-laki dan perempuan mental ke udara, dan menampakkan pemandangan yang mengerikan. Banyak bangunan terus dihancurkan termasuk rumah sakit, sekolah, juga toko penjual makanan terus menjadi sasaran zionis laknatullah.
Selain itu, bantuan kemanusian, obat-obatan terus diblokade oleh zionis.
Paling menyesakkan, dunia tetap diam melihatnya, seolah mereka buta, tuli dengan keadaan ini. Seakan dunia sedang baik-baik saja tak terjadi apa-apa. Mereka tetap melakukan hubungan diplomatik dengan zionis. Fakta ini seharusnya cukup menyadarkan umat bahwa tidak ada yang mereka harapkan dari seluruh lembaga-lembaga internasional serta aturan-aturan yang dilahirkannya.
Sungguh, yang mampu membebaskan Palestina adalah umat Islam sendiri, yakni pada kepemimpinan politik Islam, Khilafah. Seharusnya pada kepemimpinan inilah pemimpin Arab berkiblat. Kehadiran Khilafah adalah raa’in (pengurus umat), dan umat Islam wajib hukumnya untuk berjuang mewujudkan kepemimpinan ini, sebagai mana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam, “Imam (Khalifah) adalah raa’in pengurus rakyat, dan ia bertanggungjawab atas pengurusan rakyatnya (HR.al-Bukhari).
Peradaban Islam mencatat sejarahnya bagaimana Khilafah Islam membuat rakyat terbebas dari jajahan juga kezaliman, penghinaan, dan perampasan hak anak, sebagaimana yang dialami oleh anak-anak Gaza. Hal ini telah dibuktikan selama lebih 13 abad lamanya. Khilafah berhasil menjadi benteng pertahanan yang aman juga mampu memberikan support sistem bagi tumbuh kembang anak. Sebab Islam memandang anak generasi penerus yang haris dipenuhi dan dijamin kebutuhannya.
Negara memenuhi kebutuhan hak azasi anak dari segi makanan, pendidikan, kesehatan, pakaian layak juga keamanan. Islam tidak akan membiarkan bencana bagi generasi terjadi. Karena, jika Khilafah hadir maka penjajahan yang dilakukan oleh zionis terhadap anak akan ditindak dengan tegas. Bahkan, sebelum penjajahan itu terjadi, khilafah akan memastikan bahwa wilayah tersebut tetap aman. Wallahu’alam!
Eva Ariska Mansur
Anggota Ngaji Diksi Aceh
Views: 0
Comment here