Opini

Tanpa Khilafah, Konflik Israel-Palestina Terus Terjadi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Hana Nafisah (Aktivis Muslimah Muda)

wacana-edukasi com, OPINI– Hamas pada Sabtu (7/10) menembakkan ribuan roket ke Israel dan mengirim puluhan anggotanya untuk melintasi perbatasan negara yang dijaga ketat. Hal itu merupakan sebuah unjuk kekuatan besar-besaran pada hari libur besar yang membuat Israel lengah. Layanan ambulans Israel mengatakan sedikitnya 40 warga Israel tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam serangan Hamas. Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat. Pejabat kesehatan Gaza mengatakan 198 warga Palestina tewas dalam serangan udara ketika bom menghantam Kota Gaza, menimbulkan awan asap hitam yang membubung ke langit. (voaindonesia.com)

Militer Israel melancarkan serangan terhadap target di Gaza sebagai respons atas lebih dari 2.000 roket yang membuat sirene serangan udara berbunyi terus-menerus hingga ke utara, sejauh Tel Aviv dan Yerusalem. Israel mengatakan pasukannya terlibat dalam baku tembak dengan militan Hamas yang menyusup ke Israel di setidaknya tujuh lokasi. Para tentara tersebut menyusup melintasi pagar pemisah dan bahkan masuk ke Israel melalui udara dengan menggunakan paralayang, kata militer.

Hamas mengatakan serangan itu didorong oleh peningkatan gempuran Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan terhadap warga Palestina di penjara-penjara Israel. Pemimpin bayangan sayap militer Hamas, Mohammed Deif, mengumumkan dimulainya apa yang disebutnya sebagai “Operasi Badai Al-Aqsa.” “Cukup sudah,” katanya dalam pesan yang direkam, sambil meminta warga Palestina dari Yerusalem timur hingga Israel utara untuk bergabung dalam perjuangan. “Hari ini rakyat kembali melakukan revolusi.”

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperingatkan bahwa Hamas telah melakukan “kesalahan besar” dan berjanji bahwa “negara Israel akan memenangkan perang ini.” Sementara itu, warga Gaza segera bergegas membeli perbekalan untuk mengantisipasi konflik yang akan terjadi di hari-hari mendatang. Beberapa orang memilih mengungsi dari rumah mereka, menuju tempat perlindungan. Serangan Palestina ini dianggap sebagai pemicu, padahal sebenernya sebagai bentuk kekejaman Israel selama bertahun-tahun. (bbc.com)

WHO mengatakan bahwa nyawa mereka yang berada dalam perawatan intensif atau yang bergantung pada alat bantu hidup, bayi baru lahir di inkubator, dan pasien lainnya, kini sedang dipertaruhkan. “Memaksa lebih dari 2.000 pasien untuk pindah ke Gaza selatan… sama saja dengan hukuman mati,” tulis WHO dalam sebuah pernyataan. WHO mengatakan sebagian besar petugas kesehatan memilih untuk tetap tinggal, daripada mengambil risiko memindahkan pasien mereka yang sakit kritis, sebuah pilihan yang disebutnya “mustahil”. WHO juga memperingatkan bahwa banyak warga sipil yang mencari perlindungan di sekitar rumah sakit, dan mengatakan bahwa nyawa mereka juga terancam “ketika fasilitas kesehatan dibom”. WHO mengakhiri pernyataannya dengan menyerukan Israel “untuk segera membatalkan perintah evakuasi ke rumah sakit di Gaza utara,” dan menyerukan “perlindungan fasilitas kesehatan, pekerja kesehatan, pasien, dan warga sipil”. (cnbcindonesia.com)

Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) menyuarakan keprihatinannya atas peningkatan eskalasi konflik antara Palestina dan Israel yang terjadi dalam dua hari terakhir. Berdasarkan laporan dari CNN sebanyak 532 orang dilaporkan meninggal dari kedua belah pihak. Semakin bertambahnya korban manusia,” tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Indonesia di akun resmi platform X seperti dikutip Minggu (8/10). Dalam pernyataan resmi Kemenlu mengatakan bahwa perdamaian antara Palestina dan Israel harus segera dicapai. Salah satunya dengan merunut kembali akar persoalan yang menyulut konflik di Gaza. “Akar konflik tersebut, yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus diselesaikan, sesuai parameter yang sudah disepakati PBB”. (katadata.co.id)

Ini adalah bukti bahwa dunia yang saat ini dikuasai kapitalisme tidak akan menyelesaikan konflik Palestina dan Israel. Masalah Palestina adalah masalah kaum muslim dunia, karena disebutkan dalam sebuah hadits bahwa kaum muslim yang satu dengan yang lainnya ibarat satu tubuh. Jika bagian tubuh satu sakit, maka bagian tubuh yang lain pun akan merasakan sakit. Begitu pula kaum muslim, jika muslim disuatu tempat terkena musibah bahkan terdzholimi, sudah menjadi kewajiban bagi muslim yang lainnya untuk membantu. Termasuk juga untuk membebaskan mereka dari kezaliman seperti yang dialami oleh kaum muslim Palestina.

Dalam catatan sejarah, Palestina telah dua kali diperjuangkan oleh kaum muslim. Pertama oleh Khalifah Umar Bin Khattab dan yang kedua oleh Shalahuddin Al Ayyubi. Hingga akhirnya Palestina menjadi tanah kharajiah yaitu selamanya tanahnya menjadi tanah kaum muslim. Berbanding terbalik dengan keadaan pemimpin kaum muslim di berbagai negari muslim di seluruh dunia, saat ini mereka tak mampu membebaskan Palestina. Mereka tidak berani melangkah, karena berada dibawah intervensi negara adidaya, negara yang telah membantu Israel dalam memerangi kaum muslim Palestina.

Sebagaimana zaman para sahabat dan generasi setelahnya, Islam yang sempurna hanya bisa diperoleh dalam sistem pemerintahan Islam, yaitu Khilafah. Satu-satunya negara yang dapat menyaingi dan menghadapi negara adidaya hanya negara Khilafah, yang menjadikan Islam sebagai landasannya. Khilafah akan mengirimkan pasukan untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel, termasuk dari negara Adidaya (AS).

Khilafah akan menjadi junnah (perisai) agar kaum muslim Palestina tidak terdzholimi lagi. Khilafah akan menyatukan negeri kaum muslim hingga menjadi negara adidaya seperti dulu.

Kembali terjadi ‘perang’ antara Palestina dan Israel. Serangan Palestina dianggap sebagai pemicu, padahal sebenarnya adalah bentuk balasan atass kekejaman Israel selama bertahun-tahun. Konflik Palestina -Israel tak mungkin dapat terselesaikan selama khilafah belum tegak karena akan terus terjadi perbedaan persepsi tentang hak atas tanah Palestina. Dan dua negara bukan solusi. Tanah Palestina milik umat Islam. Hanya Khilafah yang mampu mengusir Israel dari bumi Palestina.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 13

Comment here