Oleh Dewi Royani
Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Ledakan-ledakan besar dan beruntun menghiasi langit malam Beirut, Lebanon ketika Zionis Yahudi memperluas serangannya pada Minggu dini hari (6/10/2024).Serangannya semakin brutal. Hal ini dilakukan untuk menyerang milisi Syiah pro-Iran di negara itu, Hizbullah. Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan pada Rabu, 9 Oktober 2024, bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Zionis di Lebanon telah meningkat menjadi 2.119, dengan 10.019 lainnya mengalami luka-luka, (detik.com,9/10/2024).
Di saat yang sama, Zionis Yahudi juga masih terus melancarkan agresi brutal ke Jalur Gaza Palestina. Bahkan Suriahpun tidak luput dari serangan Zionis.Mereka berdalih serangannya ke Suriah menyasar target yang terkait dengan Iran dan kelompok Hizbullah.
Apa yang terjadi di Lebanon mungkin baru awal dari sebuah situasi yang lebih besar. Ada kemungkinan Lebanon akan mengalami penjajahan oleh entitas Yahudi, mirip dengan apa yang dialami Palestina. Pertanyaannya, bagaimana dengan negeri-negeri muslim lainnya? Apakah mereka akan tetap membisu dan menunggu sampai entitas Yahudi menginvasi dan menyerang mereka? Selain itu, mengapa entitas Yahudi semakin menunjukkan arogansinya meskipun mendapat kecaman dari dunia internasional?
Serangan brutal entitas Zionis ke Lebanon adalah dampak nyata dari diamnya para pemimpin negeri-negeri muslim. Hal ini terlihat dalam persoalan Palestina.Tidak ada satu pun negeri muslim yang serius membela Palestina. Keseriusan suatu negara dalam membela Palestina terlihat melalui tindakan nyata untuk mengakhiri pendudukan dan penjajahan entitas Yahudi.
Dalam konteks ini, misalnya Iran. Jika Iran benar-benar berkomitmen untuk membela Palestina, seharusnya Iran mengorganisir kekuatan untuk menghentikan penjajahan tersebut. Ini termasuk mengerahkan pasukan militernya, melakukan diplomasi politik internasional dengan negara-negara dan institusi yang mendukung entitas Yahudi serta mengambil langkah-langkah konkret lainnya. Apabila tidak dilakukan maka pembelaannya hanya retorika politik belaka.
Apabila penjajahan atas Palestina bisa dihentikan, entitas yahudi tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk menciptakan ‘Gaza baru’ dengan melakukan serangan brutal di negeri-negeri muslim lainnya. Serangan zionis ke Lebanon di klaim untuk menyerang milisi Hizbullah, namun itu hanyalah kedok semata. Tujuan sebenarnya adalah menciptakan penindasan terhadap umat Muslim akibat keserakahan dan kebencian mereka.
Arogansi entitas Yahudi terjadi karena mendapat dukungan dari penguasa internasional. Keberadaan entitas Yahudi di Palestina sesungguhnya merupakan perpanjangan tangan dari AS. Hal ini dikarenakan entitas Yahudi dianggap sebagai ‘penjaga kepentingan’ AS di kawasan timur tengah, khususnya dalam hal mengontrol sumber daya alam seperti minyak. Dengan menempatkan sekutu kuat di jantung Timur Tengah, AS dapat lebih mudah mengawasi negara-negara di Timur Tengah secara geopolitik. AS menganggap dengan membela eksistensi entitas Yahudi itu hakikatnya adalah membela AS itu sendiri.
Bukan hanya untuk mengontrol sumber daya alam saja, entitas Yahudi juga diperlukan oleh AS untuk mengawasi potensi kebangkitan Islam di Timur Tengah. Secara nyata, kawasan ini memiliki potensi besar untuk tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah yang akan menerapkan syariah dan menyatukan kekuatan dunia Islam, mengingat wilayah ini telah menjadi pusat peradaban Islam selama berabad-abad.
Dalam konteks ini, AS perlu memastikan bahwa potensi kebangkitan Islam harus dilumpuhkan. Entitas Yahudi berperan dalam mengalihkan perhatian dan kekuatan umat Islam, seolah-olah masalah utama dunia Islam hanya berkisar pada “kemerdekaan Palestina.”
Di sisi lain, sekat-sekat nasionalisme telah menghambat persatuan umat Islam dalam menghentikan penjajahan entitas Yahudi. Akibatnya, pembelaan atas Palestina,Lebanon,Suriah hanya sebatas kecaman,ajakan gencatan senjata dan tidak ada tindakan konkrit. Nasionalisme juga telah menyandera pemimpin negeri-negeri muslim untuk tunduk pada kemauan negara-negara adidaya, mengorbankan kepentingan umat Islam.
Melihat fakta ini, solusi hakiki bagi Palestina dan kaum muslim yang tertindas yakni harus adanya junnah atau perisai agar umat memiliki kekuatan. Islam telah menentukan jihad adalah solusi untuk mengusir penjajahan kaum kafir atas umat Islam. Hal ini hanya akan bisa terlaksana dengan adanya kekuatan global yang menyatukan umat Islam dalam satu kepemimpinan yakni Khilafah ‘ala minhajnubuwah. Khilafah yang akan melindungi kaum muslim dari penjajahan, penganiayaan, dan kezaliman yang dibuat musuh-musuh Islam. Rasulullah Saw. bersabda :
“Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintah yang selainnya maka ia harus bertanggung jawab atasnya.” (HR. Muslim)
Dengan adanya Khilafah, kaum muslimin akan memiliki wibawa di dunia internasional. Penjajahan atas tanah kaum muslimin tidak akan terjadi lagi. Dengan adanya khilafah pula, syariat Islam diterapkan secara menyeluruh, dan menyatukan kaum muslimin dalam satu ikatan yakni akidah Islam.
Views: 3
Comment here