Opini

Taubat Seperti Inilah yang Mendatangkan Pertolongan Allah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh, Aisyah Farha (Komunitas Linimasa Writing Academy)

Sudah tujuh bulan berlalu, namun pandemi covid-19 masih menelan korban. PSBB yang digadang-gadang akan menurunkan angka positif covid, tidak menunjukan hasil yang signifikan. Kebijakan new normal yang diharapkan memulihkan perekonomian, nyatanya hanya membuat lonjakan penularan yang tidak terkendali.
Kondisi ini membuat Presiden Joko Widodo menyerukan umat untuk bertaubat dan bersedekah.

Dilansir dari kompas (26/9/2020), Presiden menyebutkannya dalam sambutan virtual pembukaan Muktamar IV Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) secara virtual. Beliau mengatakan, “Kita juga tidak boleh melupakan istighfar, dzikir, taubat kepada Allah SWT, dan memperbanyak infak dan sedekah”. Ada hal yang menggelitik saat beliau menyerukan rakyatnya untuk bertaubat.

Taubat adalah istilah yang khas dalam Islam, yang merupakan sebuah aktifitas memohon ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang telah dilakukan, dan berupaya dengan sadar untuk menjauhi dosa dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Makna taubat dalam ajakan tersebut jelas telah mengalami pengurangan dalam sisi istilahnya. Taubat yang diminta hanya sebatas ucapan yang disampaikan dalam shalat. Tetapi dosa-dosa yang dilakukan terus saja dilaksanakan, bahkan dalam skala negara.

Kita diminta taubat, tetapi pengedaran miras tidak pernah dihentikan. Pun dari sisi perekonomian masih menggunakan sistem ribawi. Serta masih banyak lagi kemaksiatan (dosa) berskala negara yang dilaksanakan oleh rakyat, yang dikibatkan oleh peraturan pemerintah yang tidak sesuai syariat Allah.

Inilah yang terjadi jika umat Islam berada dalam sistem sekuler. Agama dipisahkan dari kehidupannya. Agama hanya dilaksanakan pada skala pribadi, sedangkan dalam skala negara Islam ditinggalkan. Maka seruan taubat ini hanya akan terasa basa-basi saja, kerena taubat yang dilakukan masih diiringi dengan kemaksiatan yang tidak dihentikan.

Lalu bagaimanakah taubat yang akan diterima oleh Allah?

Allah berfirman dalam Al-qur’an surah At-tahrim ayat 8,
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kalian akan menghapus kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,”

Allah memerintahkan kita, kaum muslimin, untuk bertaubat dengan taubatan-nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Taubat yang murni adalah, saat kita sangat menyesal telah melakukan dosa, berazam untuk meninggalkannya dan bertekad untuk menjauhi semua kemaksiatan yang mungkin dilakukan.

Dalam konteks bertaubat agar Allah menghilangkan wabah covid-19 ini, maka tidak hanya rakyat yang diminta untuk bertaubat. Tetapi pemerintah dengan segala peraturannya juga harus bertaubat, bersegera melaksanakan syariat Islam secara kaffah.

Karena dalam Islam, tidak ada pemisahan agama dari kehidupan. Rakyat dalam skala pribadi melaksanakan seluruh kewajibannya, masyarakat dalam skala sosial saling mengingatkan dalam melaksanakan kebaikan dan menjauhi kemaksiatan. Serta negara dalam skala nasional menjalankan Islam secara kaffah dan menjamin rakyatnya (dengan segala kebijakannya) untuk bisa menjalankan kewajiban.

Taubat yang seperti inilah yang akan mendatangkan keberkahan Allah. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ﴿١٠﴾ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا ﴿١١﴾ وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Rabbmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Nuh; 71: 10-12).

Wallohualam Bishowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 27

Comment here