Oleh Ismawati
Wacana-edukasi.com, MOTIVASI--Melalui kalam-Nya, termaktub sebuah pesan indah nan menyentuh kalbu, membuat bagi siapa hamba yang beriman kepada Allah Swt., dan mencintai Rasul yang mulia akan berhenti menunda. Kalam-Nya berfirman,
“Sesungguhnya Allah Swt. tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri..” (QS. Ar-Ra’du : 11).
Terkadang, nasib tampak seperti sesuatu yang tak tergoyahkan, menentukan jalan hidup tanpa memberi pilihan. Namun, hamba yang beriman, mengubah nasib artinya mengubah cara pandang kehidupan. Mengutip dari buku karya Ustaz Fahmi Amhar yang berjudul “30 Jurus Jitu Mengubah Nasib” ada 30 jurus untuk merubah nasib. Namun, setidaknya ada empat langkah awal yang bisa kita terapkan.
Pertama, ubah konsumsi. Yang perlu diubah adalah apa saja yang dikonsumsi, status, dan pola konsumsi. Konsumsi kebutuhan jasadiyah, estetika, sosial, dan spritual yang tepat dan seimbang. Selanjutnya pastikan status yang dikonsumsi adalah halal dan tayyib, dan dengan pola konsumsi yang sehat.
Kedua, ubah asumsi. Realitasnya dunia ini penuh dengan asumsi, yaitu anggapan yang dianggap benar. Jika ingin berubah, kita harus merubah asumsi dalam hidup kita, asumsi yang negatif harus diganti. Asumsi terbaik adalah berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. Berasumsi bahwa Allah Swt. sebaik-baik pembuat keputusan hidup manusia, akan menjadikan hidup lebih mudah dan terarah. Setiap kondisi yang tak sejalan dengan rencana kita akan dijalani dengan tenang, karena yakin rencana Allah Swt. lebih indah di luar sana.
Ketiga, ubah obsesi. Setiap capaian-capaian besar dalam sejarah, selalu dimulai dari orang-orang yang memiliki obsesi. Telah banyak tercatat dalam sejarah peradaban Islam, pencapaian kejayaan Islam dimulai dari pribadi yang memiliki obsesi. Obsesi yang dilandasi keimanan, memupuk pribadi menjadi lebih kuat dan tangguh menapakai setiap ujian kehidupan. Mindset dalam berobsesi harus diubah agar sejalan dengan apa yang diperintah Allah Swt. dan Rasul-Nya, agar kita mudah dalam menapaki kehidupan ini.
Dari ketiga perubahan tersebut, ada satu yang paling penting adalah mengubah konsistensi. Konsistensi berarti mengubah kebiasaan kecil menjadi pencapaian besar. Lakukan setiap langkah perubahan, sedikit demi sedikit, tetapi kontinu. Seringkali kita terjebak pada pencapaian besar, tetapi enggan memulai kebaikan dari hal kecil.
Allah Swt. menyukai amalan kontinu meskipun sedikit. Sebagaimana termaktub dalam hadist Nabi Saw. dari Aisyah ra. Rasulullah Saw. bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.
Setelah memahami ini, tidakkah Anda masih enggan melakukan perubahan dalam diri Anda? Ingatlah Allah Swt. memberikan peluang pahala bagi setiap langkah atau usaha ketika kita mengubah pola hidup kita.
Setiap langkah perubahan mendekat pada-Nya, sedekat itulah kehidupan kita tentram dalam naungan-Nya. Kekhawatiran kita pada dunia, tak lebih khawatir kala nanti ruh berjumpa dengan Rabb semesta alam. Masih ragu untuk berubah?
Wallahua’lam bisshawab
Views: 1
Comment here