By Zulyana Aksan
Kumenunggu mentari di celah pohon pinus dataran
Bagai menunggu datangnya sang pangeran
Sungguh diri sangat berkesan
Andai saja yang kutunggu adalah takdir-Mu wahai Tuhan
Sungguh hatiku tak bertuan
Rimba hatiku penuh perdu
Juga bunga berwarna syahdu
Dadaku bergemuruh saat kulihat kau hanya diam membeku
Bibirku kelu menatapmu dengan kaku
Aku malu
Biarkan saja rimba hatiku merimbun
Dibilangan kata yang mulai tertimbun
Duhai kasih kau datang tanpa ampun
Lalu pergi tanpa berhimpun
Rimba hatiku sunyi
Dalam riak hati yang kian sepi
Entah ke mana arah yang harus kususuri
Jikalau bayang hilang di rimba hati
Sunyi sepi sendiri
Membayang kelam hidup sendiri
Duhai Rabbi
Sungguh hanya Kau cinta sejati
Bengkulu, 02 Agustus 2021
Views: 4
Comment here