Surat Pembaca

Tetangga Rasa Saudara

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Mega Rahayu
(Komunitas Tinta Pelopor)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Manusia merupakan makhluk sosial. Artinya tidak memungkinkan untuk hidup sendiri, tentu membutuhkan orang lain untuk keberlangsungan hidupnya sehari-hari. Tidak dapat di pungkiri, saat makan kita perlu penjual sayur yang menyediakan berbagai macam keperluan memasak, keperluan sandang, di jahitkan oleh penjahit. Bahkan ketika sedang sakit pun tidak jarang tetangga yang membantu semampunya, sekedar membelikan obat atau mengantar ke Rumah sakit.

Namun, akhir-akhir ini banyak berita berseliweran yang menyatakan jika ditemukan 2 mayat dalam keadaan tinggal tulang belulang. Wah, ngeri-ngeri sedap ya. Ada tetangga meninggal tinggal tulang belulang dan tidak diketahui sebabnya. Astaghfirullah
Iya, 2 orang mayat laki-laki dan perempuan. Seorang ibu berinisial GAH (68) dan anak laki-lakinya DAW (38) ditemukan membusuk di tempat tinggalnya di perumahan Bukit Cinere, Depok, kamis (7/9/2023). Kompas.com

Miris, hal ini tentu bisa terjadi karena banyak faktor. Diantaranya sikap individualisme, sikap ini menjadikan mereka hidup di lingkaran dirinya sendiri, memikirkan dirinya sendiri, mencukupi kehidupannya sendiri dan minim akan tenggang rasa dengan tetangga.

Bahkan kepedulian, rasa simpati dan empati terhadap orang lain dianggap sebagai sikap ikut campur. Pada sistem kapitalisme menganggap kehidupan pribadi adalah privasi yang tidak semua orang harus tau. Selain itu mereka beranggapan ketika setiap individu-individu ini dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, maka masyarakat akan hidup dengan sejahtera. Ini tentu sangat bertentangan dengan teori manusia makhluk sosial, makhluk yang Allah Swt ciptakan saling bergantung dan membutuhkan orang lain.

Islam memiliki aturan, adab dan sikap yang harus di lakukan dalam bertetangga, agar tidak menimbulkan konflik. Misalnya sikap saling toleransi, menghormati, saling membantu dan peduli.
Sebagaimana dijelaskan di dalam QS. Al-Maidah:2

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.

Allah Swt perintahkan kita untuk saling membantu, peduli dan care terhadap tetangga. Hal ini menjadi keharusan ketika tetangga membutuhkan pertolongan kita. Hal ini tentu bagian dari amar makruf nahi mungkar yaitu sikap mengajak pada hal yang baik dan menghindari sesuatu hal yang merugikan.

Dan yang tidak kalah penting, adanya sebuah negara yang menerapkan sistem sosial dengan syariat Islam. Karena sudah kita rasakan sendiri sistem kapitalisme tidak dapat mengayomi masyarakat, sistem ini menjauhkan antar individu di antara masyarakat. Berbeda dengan Islam, ketika rasa simpati dan empati tak di nilai sebagai rasa iri tapi rasa memiliki dan rasa mencintai.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 37

Comment here