Oleh. Diana Septiani
wacana-edukasi.com, PUISI-– Di sana gelap mencekam
Di sini hingar bingar tak terpedam
Di sana gemerlap semburan api meradang
Di sini tawa riang kian melenakan
Di sana jeritan anak silih berganti
Di sini jogetan anak kian mewarnai
Di sana ibu menangis darah
Di sini ibu doyan bergibah
Di sana ribuan nyawa tinggallah nama
Di sini satu nyawa jadi sorotan jutaan mata
Di sana!
Ya!
Mereka masih bertahan di sana
Hari ini, esok bahkan entah sampai kapan
Bukan semata karna ego cinta tanah airnya
Bukan karena dorongan gila merdeka
Merekalah garda terdepan kita
Harta, nyawa juga keluarga rela dikorbankan
Demi orang-orang congkak yang tak tau diri
Tak lagi mengerti
Juga tak peduli
Bukankah mereka juga manusia?
Bukankah seorang di sana itu berharga?
Mereka tetap bertahan
Menjaga tanah suci Islam
Di tengah badai yang kian mencekam
Mereka tetap bertahan
Sementara kita hanya terdiam menyaksikan
Sudah lelahkah kawan?
Sudah ingin pergi?
Enggan bertahan?
Perjuanganmu yang tak seujung jari
Pengorbananmu yang masih tak seberapa
Tangis palsumu hanya karena iba
Tak mampu lepaskan belenggu mereka
Sudah benarkah jalan kita?
Sudah bertahankah kita?
Mereka tak butuh solusi dua negara
Kicauan sesat yang terus dinyanyikan
Mereka tak butuh organisasi penuh keji
Memainkan peran seolah peduli
Adakah solusi jitu selain jihad dan institusi syari?
Views: 16
Comment here