Opini

TPPO Kembali Terjadi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Azmi (Aktivis Muslimah)

Wacana-edukasi.com, OPINI– Ada banyak sekali kebutuhan hidup yang harus dipenuhi oleh manusia. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Akan tetapi, tidak sedikit individu yang berjuang keras demi memenuhi kebutuhan primer nya.

Kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok inilah yang terkadang membuat individu mencari pekerjaan di luar negaranya. Individu dengan terpaksa meninggalkan keluarga demi mencari uang untuk kebutuhan hidup. Dengan bayangan maupun iming-iming gaji yang besar, ada saja individu yang terjebak ke dalam penipuan ataupun human trafficking.

Disebutkan oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi bahwa ada 11 warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan disekap Myanmar (anataranews.com, 11/9/2024).

Miris sekali, beberapa individu rela pergi bekerja yang jauh dari rumahnya, namun ternyata menjadi korban human trafficking. Alih-alih memperbaiki kehidupan, nyatanya malah tidak diberi makan. Lalu, apa faktor yang menyebabkan terjadinya human trafficking?

Faktor Penyebab TPPO

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya tindak pidana perdagangan orang. Diantaranya adalah minimnya peluang kerja di dalam negeri. PHK yang dilakukan oleh pihak perusahaan mengakibatkan banyaknya individu yang kehilangan pekerjaannya. Padahal, banyak pula dari mereka yang merupakan tulang punggung keluarga atau kepala rumah tangga. Mencari pekerjaan baru pun terasa sulit. Banyaknya pesaing dan sedikitnya lapangan pekerjaan membuat kesempatan kerja pun makin sempit.

Selain itu, perkara ekonomi pun menjadi salah satu faktornya. Harga-harga kebutuhan hidup yang meningkat, pendidikan dan kesehatan yang mahal, harga kuota internet yang naik, serta permasalahan ekonomi lainnya, membuat masyarakat berpikir keras untuk memenuhinya. Tidak lupa juga bahwa terdapat pajak yang harus dibayar. Hal ini membuat individu ingin bekerja ke luar negeri dengan harapan mendapat upah yang besar.

Dan juga, godaan dalam kehidupan yang sekuler ini nyatanya dapat membuat keuangan menipis. Masyarakat teracuni oleh gaya hidup yang konsumtif dan hedonis. Berbagai aplikasi dalam smart phone pun digunakan untuk belanja online dan game online secara berlebihan. Bahkan, tidak sedikit juga yang melakukan pinjaman online dan judi online.

Kurangnya edukasi juga dapat membuat individu mudah terjebak dalam human trafficking. Masyarakat mungkin belum paham dalam mencari pekerjaan di luar negeri secara aman tanpa adanya penipuan. Sehingga, dengan iming-iming gaji yang tinggi, masyarakat langsung tergiur. Pendidikan yang baik pun diperlukan untuk mencetak sumber daya manusia yang ahli dalam berbagai bidang. Sumber daya manusia yang ahli akan membantu negara dalam mengembangkan negara tersebut di beberapa bidang. Sehingga, negara tidak bergantung pada investor asing ataupun swasta.

Lalu, negara juga semestinya memberikan sanksi yang tegas kepada siapapun pelakunya untuk mencegah terjadinya TPPO. Jika sanksi yang berlaku tidak tegas, maka TPPO akan terus berulang. Kasihan sekali nasib korban TPPO, berharap dompet menjadi tebal, tetapi malah banyak dirugikan.

Dilema memang, disaat sulit mendapatkan kerja di negeri sendiri, bekerja di negeri orang pun malah mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi. Kapitalisme ini membuat masyarakat ekonomi lemah makin sulit. Keadaan ekonomi yang terhimpit, bahkan hutang pun kian melilit.

Solusi dalam Islam

Negara yang menerapkan sistem sekuler kapitalis nyatanya tidak mampu menjadi pengayom dan pelindung rakyatnya. Kasus TPPO inilah menjadi salah satu buktinya. Berbeda dengan negara dalam Islam.

Negara dalam Islam akan menerapkan politik luar negeri sesuai dengan syariat Islam. Politik luar negeri dalam Islam adalah memelihara urusan-urusan umat di luar negeri. Rasulullah saw. bersabda,

Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai (junnah), orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggung jawab atasnya.” (HR Muslim).

Negara dalam Islam akan melaksanakan sistem ekonomi yang memberikan kesejahteraan kepada masing-masing individu. Rakyatnya akan diupayakan agar tidak ada permasalah pada pemasukan dalam rumah tangga. Rakyatnya akan diusahakan agar sejahtera. Sehingga, rakyat tidak tergiur dengan iming-iming gaji yang tinggi tapi harus pergi ke luar negeri. Karena, semua kebutuhannya disediakan oleh negara di dalam negara tersebut.

Kebutuhan yang diutamakan untuk dipenuhi adalah kebutuhan dasar atau kebutuhan primer. Namun, negara juga memiliki kebijakan akan memberikan harta, baik itu kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier, serta diberikan tanah dalam rangka untuk menghidupkan kembali tanah yang mati. Lalu, untuk tambang, negara akan mengambil alih dari swasta, dan hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat.

Negara juga akan memberikan fasilitas pendidikan Islam yang berlandaskan pada akidah Islam. Keahlian yang dimiliki oleh individu-individu akan dimanfaatkan di bidang-bidang seperti pertanian, pertambangan, kesehatan, pendidikan, teknologi, industri, dan lainnya. Dengan begitu, banyak lapangan kerja yang terbuka bagi rakyat.

Negara dalam Islam akan menutup jalan sekecil apapun untuk mendapatkan harta secara haram. Gaji yang diberikan akan ditetapkan menurut pendapat para ahli sesuai dengan pekerjaannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada yang kekurangan harta sehingga mudah menerima suap, termasuk meloloskan pelaku human trafficking.

Negara dalam Islam juga menerapkan sanksi yang tegas. Sanksi ini juga menjadi pencegah agar orang lain tidak melakukan hal yang serupa dan juga menjadi penebus dosa pelakunya. Dengan begitu, tertutup lah kesempatan terjadinya kasus TPPO. Sehingga, kasus TPPO tidak akan berulang.

Oleh karena itu, menerapkan syariat Islam secara menyeluruh di semua aspek kehidupan merupakan hal yang penting dan urgent dilakukan agar kehidupan manusia menjadi aman, nyaman, sejahtera, dan penuh rahmat dari Allah Swt. Kejahatan dan kerusakan akan dicegah sedini mungkin. Solusi hakiki pun akan didapatkan. Wallahualam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 8

Comment here