wacana-edukasi.com–Tidak termasuk daftar 43 negara yang turut mengecam kebrutalan China terhadap etnis Muslim Uighur, Indonesia bungkam saat penyampaian Join Statement pada Sidang Komite III Majelis Umum PBB Ke-76 di New York, dan memilih menempuh instrumen lain dalam menanggapi Isu Xinjiang ini imbuh Teuku Faizasyah jubir Kemenlu(Merdeka.com 24/ 10/2021).
Amerika Serikat, Jepang, India dan China adalah negara yang berkoalisi dengan Indonesia sebagai mitra dagang. Di antara ke empat negara tersebut negeri tirai bambu menduduki peringkat pertama mitra dagang Indonesia. Dengan total perdagangan Indonesia, China hingga Agustus 2021 mencapai US$ 66,1 miliar.
China sendiri dikenal dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, sekaligus penyuplai dana/utang terbesar bagi negara berkembang di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kekuatan ekononi China, menjadi pertimbangan terbesar bagi negeri ini, dalam mengenai isu Muslim di Xinjiang. Pasalnya utang negeri ini pada negeri tirai bambu pada tahun 2021 mencapai 21,246 miliar dolar AS, sekitar Rp305,9 triliun. Angka yang fantastis bukan?
Bungkamnya Indonesia mengonfirmasi lemahnya kemandirian negara dalam mengelolah SDA yang melimpah ruah di negeri ini, dan malah memilih jalan pintas utang-piutang dalam menyelesaikan masalah kepada negara kufur. Jeratan investasi asing inilah yang kemudian membelenggu negeri Muslim (Malaysia, Turki, Indonesia) dalam membela saudara mseakidahnya saat kehormatan mereka dinodai oleh negara berpaham komunis modern itu. Sikap ini lahir dari sudut pandang sekuler berpaham ideologi kapitalisme yang berakidahkan sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan).
Sikap ini memorak-porandakanukhuwah islamiyah yang jelas dilarang dalam dien ini.
Nikmat persaudaraan antar sesama muslim, adalah nikmat yang harusnya selalu diingat dan disyukuri) oleh seluruh kaum muslimin sebagaimana firman-Nya :
“Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara” (QS. Ali Imran : 103).
Nabi saw bersabda :
“Salah seorang di antara kamu sekalian tidaklah sempurna imannya sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri “(HR. Bukhari dan Muslim).
Perumpamaan orang-orang yang beriman adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.
(HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis Nabi saw memberikan isyarat bagi kaum muslim dalam bagaimana menunjukan sikap empati kepada sesama saudara muslim di saat mereka menghadapi kesulitan hidup, dan tidak rela saat menyaksikan saudara seakidahnya (Pelestina, Suriah, Yaman, Rohingnya, Uighur), yang tanpa dosa terancam serbuan kaum kafir.
Spirit inilah yang akan mengokohkan kedudukan kaum muslim, menjadi satu kesatuan yang kuat agar tidak mudah di intervensi oleh musuh- musuh Islam.
Hasni Surahman
Views: 13
Comment here