Oleh. Imas Sunengsih, S.E., M.E. (Aktivis Muslimah Intelektual)
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Dunia pendidikan sedang diramaikan dengan aksi demo mahasiswa, pasalnya Keputusan Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi telah membuat mahasiswa panik. Kebijakan ini telah menjadikan biaya UKT melambung tinggi, tidak tanggung-tanggung kenaikan UKT ini salah satunya telah terjadi di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melambung hingga mencapai 300%-500%.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed Maulana Ihsan, mengatakan “Yang kami resahkan, UKT di Unsoed itu naik melambung sangat jauh tinggi. Naik bisa 300%-500%. Contoh di fakultas saya sendiri, dari fakultas peternakan, sebetulnya Rp. 2,5 juta sekarang naik jadi Rp. 14 Juta,” kata Ihsan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI, Jum’at (17/5). (KONTAN.CO.ID.19/05/2024).
Kegaduhan yang terjadi pada dunia pendidikan telah menjadikan pendidikan semakin kapitalistik, disinyalir hanya orang-orang kaya saja yang bisa menempuh pendidikan tinggi. Sedangkan yang tidak mampu, mereka memilih untuk tidak melanjutkan. Mereka lebih memilih untuk mencari pekerjaan dikarenakan biaya hidup pun semakin mahal hari ini, namun pekerjaan sangat sulit dicari, pada akhirnya mereka kebanyakan menganggur. Dan Angka pengguran mencapai 7,2 juta orang awal tahun 2024.
Jika diteliti, memang ada yang salah dengan sistem yang diterapkan negeri ini. Sistem yang telah menjadikan rakyat kian terpuruk, mahasiswa panik dengan kenaikan UKT yang tinggi, kegaduhan dan kerusakan nampak di semua aspek kehidupan, terutama dunia pendidikan. Padahal pendidikan merupakan elemen yang penting untuk mencetak generasi yang akan melanjutkan kepemimpinan negeri ini, namun pendidikan saat ini dipersulit dengan biaya yang terlalu tinggi. Pendidikan juga bukan ajang bisnis untuk meraup keuntungan, Karena ini bukan sektor bisnis. Disini perlu adanya campur tangan pemerintah untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan murah, tidak boleh negara lepas tangan untuk pembiayaan operasional pendidikan.
Sistem kapitalisme telah menjadikan dunia pendidikan semakin terpuruk, input dan output jauh dari standar pendidikan yang berkualitas, ditambah biaya yang semakin tinggi setiap tahunnya. Miris bukan, negeri yang kaya dengan SDM dan SDA namun semakin menunjukkan ketidaksejahteraannya. Jika ingin mendapatkan pendidikan yang berkualitas maka harus merogoh kocek yang selangit, jika tidak ala kadarnya yang akan didapatkan. Pendidikan kapitalistik tidak menjadikan peserta didik unggul, juga memiliki keimanan, ketakwaan dan tsaqofah Islam.
Berbeda dengan Islam, ketika Islam diemban oleh sebuah negara menjadi sebuah sistem Islam kafah, maka pendidikan merupakan prioritas utama yang akan diberikan oleh negara dengan pelayanan terbaik, begitu pun dengan kebutuhan primer atau asisah lainnya. Peserta didik akan dididik dengan kurikulum yang berbasis akidah Islam sehingga akan memiliki tsaqofah Islam, ditopang dengan tertanamnya keimanan dan ketakwaan yang kokoh. Mereka akan menjadi ahli di bidangnya, karena dalam negara Islam pendidikan tidak dijadikan ajang bisnis untuk mencari keuntungan, tapi semata-mata untuk mencerdaskan generasi dan bentuk tanggungjawab pelayanan negara terhadap rakyat.
Dalam dunia pendidikan Islam telah lahir ilmuan dan penemuannya telah banyak mengubah dunia, sebut saja diantaranya:
1. Al Khawarizmi, Ahli matematika penemu Aljabar.
2. Ibnu Qurra (Tsabit bin Qurrah), Ahli Astronomi dan matematika.
3. Al Battani-Ahli Astronomi penemu penentuan tahun (365 hari).
4. Ibn Al Farabi, Ahli Filsafat.
5. Ibn Al Haitham, Fisikawan penemu optik.
6. Ibnu Sina, Ilmuan bidang kedokteran.
7. Ibn Khaldun, Ahli sosiologi, sejarah hingga pendidikan.
Luar biasa bukan, generasi yang dilahirkan oleh sistem pendidikan Islam yang telah mencetak para ahli juga kokoh dalam ketakwaan. Namun pendidikan Islam ini harus diterapkan oleh negara, sebagai institusi pelaksana yang akan menerapkan sistem Islam secara sempurna. Tentunya ini perlu perjuangan seluruh kaum muslimin untuk mewujudkan kembali tegaknya sistem Islam dalam bingkai negara yang dikenal dengan khilafah ala minhaj nubuwwah. Sistem yang baik akan melahirkan sesuatu yang baik, maka hanya dengan sistem Islam terbaiklah akan lahir generasi-generasi terbaik yang unggul dan generasi emas untuk perubahan dunia yang lebih baik dibandingkan hari ini yang diatur oleh sistem buatan penjajah.
Renungkanlah firman Allah Swt dibawah ini:
اَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُوْنَۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ ࣖ ٥٠
“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?”
Wallahu’alam bish shawab
Views: 21
Comment here