Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Dalam rangka meningkatkan giat ekonomi, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sudah menyalurkan lebih kurang Rp 45,745 miliar kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Diketahui pelaku UMKM yang menerima bantuan modal tersebut mencapai 12.732 nasabah.
Mengutip dari tribunsumsel.com (28/8), Pimpinan Cabang PNM Palembang, Deded Oktavi, mengatakan bahwa PNM memberikan 3 modal kepada nasabah, tidak hanya finansial saja, tetapi juga modal intelektual dan sosial. Modal financial diberikan melalui usaha produktif, Mekaar dan ULaMM atau pembiayaan Mikro dan Ultramikro dengan dan tanpa jaminan. Modal intelektual diberikan dengan pendampingan, pelatihan dan pengembangan bisnis, salah satunya dengan program pelatihan kapasitas usaha (PKU). Modal sosial didapatkan dengan membangun relasi atau jejaring sosial antar para nasabah, salah satunya dengan program PNMDigi Nasabah maupun turut serta partisipasi pada PADI UMKM.
Saat ini giat UMKM makin diberdayakan. Kala kehidupan ekonomi rendah, kesulitan di mana-mana, rakyat harus berjuang sendiri memenuhi kebutuhan hidupnya. Negara justru berlepas tangan. Menyerahkan urusan perbaikan ekonomi pada permodalan. Membuat rakyat mandiri secara ekonomi melalui usaha kecil.
Selain itu, sejalan dengan misi penjajah barat yang mengaruskan pemberdayaan ekonomi perempuan. Fakta di lapangan, permodalan bagi pelaku UMKM ini dikerjakan oleh para perempuan. Mulai dari usaha menyewa kios, hingga usaha di rumah dilakukan perempuan sambil menjaga anaknya.
Tanpa disadari, giat UMKM bagi perempuan membawa dampak buruk. Lapangan kerja bagi laki-laki sedikit, keluarga hancur karena orang tua tidak memahami fungsi dan perannya masing-masing. Hal ini juga berimbas pada generasi. Generasi dibentuk sebagai pencetak ekonomi, minus pendidikan agama.
Lihat saja di negeri ini, peranan perempuan dalam perekonomian semakin hari makin signifikan. Pada sektor Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM), 53,76% pelakunya perempuan dan 97% pekerjanya pun perempuan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut kontribusi UMKM dalam perekonomian nasional ialah 61%. Pada bidang investasi, kontribusi perempuan 60% (indonesia.go.id, 22/4/22).
Sungguh, keterlibatan perempuan di sektor ekonomi haruslah menjadi perhatian serius negara. Sudah seberapa sulit kehidupan ini, hingga pundak perempuan harus ikut menanggung beban perekonomian. Negara yang menganut ekonomi kapitalismelah penyebabnya. Rakyat harus menanggung beban ekonomi sendiri. Ketimpangan dalam kapitalisme amat nyata, bagi si miskin dan si kaya.
Pemberdayaan perempuan dalam keterlibatannya dalam pencarian materi semata, justru menggerus peran dan fungsi ibu sebenarnya. Ibu produktif adalah ibu yang menjalankan peran sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pemberdayaan ibu sesuai syariah justru akan menciptakan kemaslahatan.
Dalam Islam, ibu tidak perlu menghabiskan perannya dalam urusan kewirausahaan. Tugas mulianya adalah pencetak generasi gemilang, negara yang menjamin ketersediaan kebutuhan dasar bagi seluruh rakyat. Peluang ekonomi harusnya tercipta bagi laki-laki sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah bagi keluarganya.
Ismawati
Palembang, Sumsel
Views: 4
Comment here