Wacana-edukasi.com — Di tengah pandemi yang kian melonjak, Menteri BUMN malah mengupayakan negosiasi dengan Cina untuk mendapatkan utang baru, bakal mengoperasikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)
Dikutip dari laman cnnindonesia.com
Menteri BUMN telah mengungkapkan bahwa kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan mengalami kekurangan biaya di awal pengoperasiannya. Pasalnya, KCJB akan mengalami kekurangan biaya diawal pengoperasiannya. Dengan begitu, pemerintah mesti melakukan negosiasi agar nantinya tersedia dana saat awal operasi KCJB.
Menurut Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, Indonesia bisa mendapatkan pinjaman dari cina development bank (CDB) dengan jaminan dari PT. Kereta Api Indonesia Persero (KAI).
Sungguh menyedihkan, kembali rakyat dipertontonkan Pemerintah yang gagal paham dalam pengurusan rakyat.
Bagaimana tidak, semestinya pemerintah terdepan dalam menangani permasalahan rakyat. Pandemi jelas telah memporak-porandakan rakyat, namun bukannya mencarikan solusi agar cepat mengakhiri pandemi, malah berutang untuk sesuatu yang tak dibutuhkan rakyat saat ini. Padahal, beban utang negeri ini sudah besar. Apalagi utang ribawi, hanya akan semakin merugikan rakyat.
Jelas kapitalisme menjadikan pemerintah tidak peka akan kondisi rakyat, yang sekedar memenuhi kebutuhan dasar saja sulit tapi pemerintah hanya mengurusi para elit.
Dunia Islam tentu lebih adil dalam memberikan porsi antara urusan nyawa dan pembangunan. Dimana urusan pembangunan tidak lebih penting daripada urusan nyawa manusia. Sebab, “Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah dibanding terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak” (HR. Nasai 3978, Turmudzi 1455, dan disahihkan al-Albani)
Maka jelas, dalam Islam mengatasi pandemi akan diupayakan lebih dulu. Terlebih Islam memiliki strategi jitu menghadapi pandemi, tak sampai membuat negara kolaps. Pemerintah akan benar-benar melakukan lockdown dan menutup sumber pintu masuknya virus ke dalam wilayahnya, tentu dengan penjaminan kebutuhan rakyatnya.
Begitulah Islam, pengurusan rakyat merupakan amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Maka pengurusan rakyat haruslah sesuai syariat agar selamat dunia akhirat.
“Ya Allāh, barangsiapa yang mengurusi umatku lantas dia merepotkan (membuat susah) umatku, maka repotkannlah dia.” (HR Muslim)
Sekar Arum
Views: 3
Comment here