Wacana-edukasi.com — Pemerintah menjual bebas vaksin individu di Kimia Farma. Pelayanan berbayar yang dinamakan program vaksinasi Gotong Royong itu diakses mulai Senin (12/7/2021). Ada delapan klinik Kimia Farma yang dijadikan tempat vaksin perorangan (republika.co.id, 12/7/2021). Sebelum akhirnya resmi ditunda.
Vaksin berbayar ditempuh untuk pelaksanaan program vaksinasi secara nasional semakin cepat dan target kekebalan kelompok. Kendati meragukan. Pengadaan vaksin berbayar individu sendiri bukti pemerintah melepas tanggung jawab kepada rakyat. Mengapa pemerintah tidak menyalurkan langsung ke rakyat tanpa agen lantas bertanggungjawab penuh.
Tahap awal, vaksin dibanderol dengan harga pembelian Rp321.600 per dosis ditambah tarif maksimal pelayanan Rp117.910. Sedangkan vaksinasi dua dosis maka dana yang dikeluarkan dua kali lipat. Tentu secara finansial akan memberatkan rakyat. Rakyat enggan dan lebih suka menunggu jatah gratis, tentu ini menimbulkan permasalahan seperti pemerataan yang tertunda atau semakin lama, rebutan vaksin gratis, hingga stok tak terpakai. Kemudian tentang pengadaan vaksin dengan uang rakyat, rasanya kurang elok dikembalikan dengan dijual kepada rakyat. Pemerintah yang seperti itu telah berbisnis kepada rakyatnya. Hal yang sulit dibenarkan selain melukai perasaan publik. Bila vaksin hibah negara tetangga, pemerintah bertugas membagikannya gratis.
Dalam pelayanan vaksinasi juga dikhawatirkan tidak diiringi mekanisme pengawasan. Siapa yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan dan pasca vaksin ketika bukan di tangan pemerintah. Belum lagi data KIPI yang telah terkumpul. Masalahnya, KIPI mesti segera ditangani. Setiap orang yang divaksin harus terus dilakukan evaluasi. Siapa pihak yang mengawasi dan mengevaluasi, siapkah pemerintah? Kurangnya pengawasan akan berbahaya karena menempatkan masyarakat berada dalam resiko. Peran negara dalam meriayah dapat dikatakan telah hilang.
Penundaan wajar terjadi akibat dari buruknya manajemen kepemerintahan. Hasil dari menerapkan sistem rusak yang ujung-ujungnya mencari keuntungan. Ketika program vaksinasi Gotong Royong dipertanyakan sebagai alternatif bagi masyarakat untuk mengakses vaksin Covid-19, pemerintah tunda. Batalkan atau ini semata-mata isu yang sengaja dinaikkan sebelum akhirnya dilaksanakan juga.
Nany Andari — Kulon Progo
Views: 4
Comment here