Jagat publik sempat digegerkan peristiwa vaksinasi kosong. Kejadian ini bermula ketika seorang laki-laki berinisial BLP disuntik vaksin di Pluit, Jakarta Utara pada Jumat (6/8). Proses vaksinasi ini direkam video oleh ibunda BLP. Setelah melihat adanya kejanggalan dalam proses vaksinasi tersebut, mereka memprotesnya ke penyelenggara. EO saat itu mengakui bahwa jarum suntik yang disuntikkan kepada BLP tidak berisi dosis vaksin, sehingga akhirnya BLP disuntik ulang.
Suntik vaksinasi kosong ini merupakan sebuah ketidaksengajaan karena sang perawat yang berinisial EO kelelahan setelah ia memvaksin 559 orang dihari yang sama, seperti yang telah beliau sampaikan dalam jumpa pers di Polres Metro Jakarta Utara.
Minimnya tenaga kesehatan membuat banyak para nakes harus berjuang lebih keras sehingga mengakibatkan banyak dari mereka yang kelelahan, bahkan sudah banyak diantara mereka yang berguguran menghadapi covid-19. Padahal, para nakes adalah prajurit yang senatiasa digarda terdepan menangani covid-19.
Tragedi kasus vaksinasi kosong ini bukan hanya kesalahan EO sebagai relawan vaksinasi, tapi juga pemerintah sebagai pengurus dan penanggung jawab rakyat. Bisa kita bayangkan betapa lelahnya tenaga medis menghadapi ratusan rakyat dalam satu hari.
Inilah yang seharusnya menjadi perioritas pemerintah saat ini, selain menambah fasilitas kesehatan juga menambah jaminan yang layak bagi para nakes yang telah menjadi relawan medis. Karena berdasarkan informasi beredar, banyak tenaga medis yang mengundurkan diri karena jaminan kehidupan mereka yang tidak terpenuhi.
Berbeda dengan saat ini, jaminan kehidupan rakyat dan tenaga medis akan sangat diperioritaskan dalam negara Islam. Pengurusan dan pemberian jaminan tersebut diambil dari Kas negara yang didapat dari pengelolaan sumber daya alam.
WaAllahu A’alam.
Iim Muslimah S.Pd
Serang, Banten
Views: 3
Comment here