wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Tanggal 14 Februari identik dengan hari kasih sayang atau Valentine’s Day. Mulai dari coklat, boneka, pita-pita berwarna pink, bunga mawar serta berbagai macam barang khas Valentine’s Day marak dijual di etalase toko, supermarket dan mall untuk menyambut hari kasih sayang tersebut. Sebagian besar milenial ikut terlarut merayakan euforia ritual tahunan ini bersama pacar atau teman terdekat dengan saling bertukar kado dan coklat, hingga terjerumus ke dalam kemaksiatan budaya seks bebas yang berdalih kasih sayang.
Dilansir dari detik.com, Rabu (1/2/2023), Rencananya Pemerintah Thailand akan membagikan kondom sebanyak 95 juta kepada penduduknya untuk mencegah penularan infeksi menular seksual dan kehamilan remaja usia dini. Ms Rachada mengatakan bahwa kampanye untuk membagikan kondom gratis kepada pemegang kartu emas akan membantu mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat, diantaranya mencegah penyakit sifilis, kanker serviks, gonore, klamidia dan AIDS.
Itu kasus mengerikan di Thailand, lantas bagaimana dengan kondisi remaja di Indonesia menjelang Valentine’s Day ?
Dari penelusuran infosumsel.ID, di salah satu minimarket di kecamatan SP Padang OKI penjualan alat kontrasepsi atau kondom naik 75 persen, jelang perayaan valentine. Menurut keterangan pegawainya Sepri (19) mengatakan bahwa seminggu sebelum memperingati hari valentine yang jatuh pada hari 14 februari penjualan alat kontrasepsi (kondom) di tempatnya bekerja meningkat drastis, naik hingga 75% dari hari biasanya. Sungguh miris kan?
Kita sebagi seorang Muslim harus paham bahwa Valentine day merupakan perayaan yang berasal dari peradaban barat yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Dan momen ini dimanfaatkan oleh para kapitalis demi kepentingan bisnisnya, coklat gratis, hotel laris manis dan para kawula muda terjebak nafsu syahwat sesaat yang akhirnya menyesal di akhirat. Terlebih ide pendistribusian kondom gratis oleh Pemerintah Thailand merupakan kampanye seks bebas yang menyasar para remaja belum menikah, dan hal ini jelas-jelas propaganda nyata membuka selebar-lebarnya pintu zina yang mengundang bencana.
Allah telah melarang kita untuk mendekati zina, apalagi melakukannya, seperti dalam firman-Nya “Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra ayat 32). Dan Rasullullah SAW telah memperingatkan kita bahwa zina akan mungandang murkanya Allah, dengan sabdanya :
” Jika zina dan riba telah tersebar di suatu negeri, maka sungguh mereka telah menghalalkan sendiri azab Allah.” (HR.Al-Hakim).
Selain mengundang bencana dan azab Allah, akibat maraknya pergaulan bebas menyebabkan wabah penyakit seperti HIV / AIDS merajalela serta bencana sosial lainnya seperti rusaknya keluarga, lunturnya nilai-nilai moral yang mengancam generasi penerus bangsa serta mengundang berbagai bencana lainnya.
Setiap tahun, menjelang hari valentine para ulama dan ustadz telah banyak menghimbau masyarakat untuk tidak merayakannya, karena hari valentine bukanlah budaya Islam dan haram bagi umat Islam mengikutinya, sebab hal ini termasuk tasyabbuh atau mengikuti kebudayaan umat agama lain. Syariat Islam berasal dari Allah, yang menciptakan manusia dengan seperangkat potensi diri, termasuk naluri mencintai atau gharizah nau’ yang mana Allah telah mengatur bagaimana cara menyalurkannya. Dalam Islam, pemenuhan naluri melestarikan keturunan adalah dengan ikatan pernikahan, dan apabila belum mampu maka dianjurkan untuk berpuasa. Namun, dalam sistem kapitalisme yang menganut paham seks bebas, maka penyaluran gharizah nau’nya yaitu bebas melakukan hubungan tanpa adanya ikatan pernikahan dan pembagian kondom adalah bentuk solusi paktis yang melebarkan pintu zina. Inilah side effect diterapkannya sistem kapitalisme sekuler yang membentuk gaya hidup generasi menjadi liar.
Hanya Islamlah solusi atas segala problematika umat ini dengan memperbaiki tiga pilar pokok kehidupan. Tiga pilar tersebut yaitu ketakwaan individu, masyarakat yang peduli antar sesama, dan negara yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Ketakwaan individu yang senantiasa menaati perintah Allaah dan menjauhi larangan-Nya akan mencegah kerusakan generasi. Masyarakat yang peduli akan senantiasa saling mengingatkan menyerukan amar makruf nahi mungkar, apabila ada individu yang menyimpang segera diluruskan. Ketiga, negara yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh agar terwujud Islam rahmatan lil ‘alamin dan yang terpenting negara seharusnya melindungi Generasi Muda dari budaya kufur yang membahayakan.
Oleh : Retno Widi
Views: 13
Comment here