Surat Pembaca

Waspada Perdagangan Organ Tubuh Manusia

blank
Bagikan di media sosialmu

wacan-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa Polri terus mendalami kasus pembunuhan anak di Makassar yang diduga dengan motif penjualan organ tubuh. Tindakan itu dilakukan oleh AD (17) dan MF (14), yang nekat menculik, lalu membunuh MFS (11) alias Dewa ditemukan di Waduk Nipa-nipa, Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Penyidik juga akan mengulik keterlibatan pihak lain. Hasil pendalaman akan disampaikan bila penyidik menemui hasil (www.suarapemredkalbar.com, 12/12/2022).

Kasus-kasus ini berusaha untuk terus diungkap oleh Interpol. Interpol lewat rilis dari markasnya di Kota Lyon, Prancis, 30 September 2021, misalnya, menyebutkan bahwa masalah perdagangan manusia untuk pengambilan organ (THBOR), sebagian besar didorong oleh kekurangan global organ untuk transplantasi etis. Sementara perdagangan organ ada di semua wilayah di dunia, hal ini menjadi perhatian khusus di Afrika Utara dan Barat, di mana komunitas miskin dan populasi pengungsi, berada pada risiko eksploitasi yang lebih besar.

Laporan penilaian strategis, yang dihasilkan sebagai bagian dari Proyek ENACT, memberikan wawasan dan analisis tentang masalah tersebut, untuk memungkinkan lembaga penegak hukum di Afrika Utara dan Barat menyusun tanggapan yang sesuai. Wisata transplantasi dari kelompok kejahatan terorganisir diketahui berada di belakang perdagangan manusia untuk diambil organnya, ditarik oleh keuntungan besar yang dapat diperoleh.

Kelompok kriminal terorganisir mendapat keuntungan dari keputusasaan para pengangguran, migran, pencari suaka, dan pengungsi untuk memaksa mereka menjual organ. Korban perdagangan manusia untuk tujuan seksual dan perburuhan, juga menghadapi risiko tambahan. Teknik yang digunakan untuk perekrutan dan penertiban korban sama dengan yang digunakan untuk jenis perdagangan manusia lainnya, seperti janji peluang kerja di luar negeri, serta penggunaan ancaman dan kekerasan.

Paling sering, donor korban menerima jumlah uang yang lebih kecil daripada yang telah disepakati dengan perekrut atau perantara, dan dalam beberapa kasus mereka mungkin tidak mendapatkan pembayaran yang dijanjikan. Banyak korban donor menderita komplikasi pasca operasi dan masalah kesehatan.

Sementara itu, AIP Publishing dalam edisi tahun 2022 mengklaim bahwa berdasarkan penelitiannya: Di Indonesia terjadi peningkatan wisata transplantasi dalam transportasi globalisasi. Demikian rilis dari AIP Publishing berjudul Keterlibatan Warga Negara Indonesia dalam Wisata Transplantasi dalam Transportasi globalisasi: Pencegahan dalam Perspektif Hukum Kesehatan (Involvement of Indonesian Citizens in Transplant Tourism in Globalization Transportation: Prevention in Health Law Perspective).

Jika kita perhatikan ada tiga hal krusial yang mendasari adanya kasus diatas. Pertama soal kemiskinan, kedua terkait dengan adanya sindikat perdagangan organ dan adanya iklan perdagangan organ. Di alam kapitalisme, kemiskinan seolah diabaikan penanganannya. Sebuah survei internasional pada 2022 menyebutkan, kemiskinan yang masih melanda sekitar 10 persen dari sekitar 200 juta penduduk Indonesia. Miris jika kemiskinan ini tidak dientaskan mengingat dampak pandemik covid-19 masih dirasakan hingga kini.

Kemudian adanya sindikat perdagangan orang yang juga berkawan dengan perdagangan organ. Sindikat ini mengambil untung dari kebutuhan dunia kesehatan akan transplantasi namun jelas saja menggunakan kejahatan jika sampai menculik. Belum lagi mereka tidak peduli bagaimana dampak transplantasi yang bisa mengancam nyawa atau cacat seumur hidup. Parahnya lagi mereka memulainya dengan membunuh siapa saja yang mereka anggap bisa menjadi mangsa. Untung besar dari tindakan yang keji hanya ilusi ketamakan akan dunia kapitalisme. Lihat saja dimana iklan perdagangan organ tersebut pun dengan mudah ditemui di mesin pencarian di gawai kita.

Inilah tanda daruratnya sistem kehidupan ini harus diatur dengan aturan Allah SWT. Allah yang menciptakan manusia dengan segala aturan yang menjaga eksistensi hingga harga diri manusia itu sendiri. Disaat nyawa sudah tidak dihargai, disaat harta sudah menggelapkan mata, disaat penguasa gagal mensejahterakan rakyat dan gagal dalam menjaga keamanan juga gagal dalam menegakkan hukum. Kita khawatir negeri ini akan semakin diazab Allah dengan entah apalagi bencana. Tidakkah kita ingin hidup tenang dengan syariah Islam yang menata sangat adil akan kehidupan?

Yeni
Pontianak, Kalbar

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 18

Comment here