(Oleh: Sumiyati)
wacana-edukasi.com, Hampir sebagian besar orang suka pergi ketempat wisata untuk sekedar menyegarkan diri setelah lelah bekerja, atau dalam rangka melepas penat akibat rutinitas yang menjemukan.
Sehingga tidak mengherankan tempat-tempat wisata menjamur hampir di setiap wilayah, terutama tempat wisata yang mengambil konsep alam.
Tidak terkecuali di kabupaten Sumedang pun tempat wisata banyak kita jumpai. Banyak tempat-tempat wisata di daerah sekitar Sumedang, semisal: Pangjugjugan, Wisata Alam Ciherang, Kampung Karuhun, dan lain sebagainya. Termasuk yang sedang berusaha dikembangkan adalah Kawasan Wisata Cibugel.
Cibugel adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Sumedang. Cibugel ada di dataran tinggi, hawanya sejuk dan alam yang masih indah. Sehingga pemerintah setempat berusaha untuk mengembangkan potensi Cibugel sebagai kawasan wisata unggulan. Cibugel diarahkan ke wisata alam terbuka, kolam renang, dan agrowisata. Di Cibugel ada kawasan Dunia Pangangonan (Dupang) di desa Jayamandiri, kolam Balong Geulis dan perkebunan teh di desa Jayamekar.
Banyaknya tempat-tempat wisata yang bermunculan tersebut sesuai dengan visi Sumedang yaitu mengoptimalkan sektor pariwisata untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
Kalau kita lihat sepintas, memang betul ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan masyarakat setempat ketika wilayahnya dijadikan tempat wisata. Semisal warga sekitar bisa bekerja di tempat-tempat wisata, atau mereka bisa membuka kedai-kedai makan, atau menyewakan tempat tinggal mereka untuk tempat penginapan.
Namun kita tidak boleh lupa, ada juga efek negatif terhadap ekonomi maupun sosial dengan banyaknya tempat-tempat pariwisata. Apalagi ketika akan membangun tempat wisata pasti membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga tidak menutup kemungkinan dibukanya pintu investasi dari luar. Tidak jarang para investor itu membawa kebiasaan negara mereka, sehingga invasi budaya bisa masuk dan mempengaruhi masyarakat yang hidup disekitar tempat wisata.
Sedangkan dalam Islam bidang pariwisata tidak akan dijadikan sebagai sumber perekonomian. Negara Khilafah tidak akan mengeksploitasi bidang pariwisata untuk kepentingan ekonomi dan bisnis. Karena dalam negara Khilafah sudah ada empat sumber tetap pemasukan untuk pembiayaan perekonomian negara dan masyarakat, yaitu: pertanian, perdagangan, industri dan jasa. Juga ada sumber-sumber lain yang bisa dioptimalkan untuk pembiayaan perekonomian, misal dari jizyah, kharaj, fa’i, ghonimah termasuk dharibah.
Namun bukan berarti sektor pariwisata akan dihilangkan, pariwisata tetap diperbolehkan ada namun diarahkan sebagai sarana dakwah. Potensi yang diberikan oleh Allah SWT, berupa potensi keindahan alam seperti keindahan pantai, alam pegunungan, air terjun dan lain sebagainya. Akan digunakan untuk menumbuhkan keimanan kepada dzat yang menciptakan, bagi orang-orang sebelumnya belum beriman. Sedangkan bagi yang sudah beriman, hal ini bisa digunakan untuk mengokohkan keimanan. Jadi pariwisata bukan hanya sekedar jalan-jalan saja, tapi bagaimana sepulangnya kita wisata keimanan kita semakin bertambah kepada Allah SWT.
Wallahu’alam bishowab.
Views: 1
Comment here