Oleh : Ayu Winarni
wacana-edukasi.com, OPINI— Kembali terjadi penangkapan terhadap terduga teroris. Dikutip dari laman Humas Polri (26/1/24), tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 10 orang terduga teroris di Jawa Tengah. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko juga mengatakan bawa 10 orang yang terduga teroris ditangkap ditempat yang berbeda di wilayah Jawab Tengah.
Trunoyudo juga menuturkan, 10 terduga teroris tersebut merupakan jaringan Jamaah Islam (JI) wilayah Jawa Tengah. Dari keterangan sementara yang disampaikan para saksi terhadap pelaku yang diduga teroris dan berdasarkan barang bukti sementara, bahwa pelaku terduga teroris adalah orang yang kesehariannya hanya pekerja biasa, terkenal baik juga sebagai imam masjid dan tidak pernah terjadi kontradiktif dengan masyarakat.
Sebagai seorang muslim, tentu hal ini sangat memprihatinkan. Pasalnya, dari sekian kasus yang terjadi sebelum-sebelumnya, selalu, pelaku terduga adalah orang-orang Islam yang dikuatkan dengan bukti penemuan buku-buku kajian keislaman.
Jika ini terus dibiarkan, akan terbentuk opini publik yang negatif terkait Islam. Seolah-olah Islam agama yang mengajarkan tindak kejahatan. Tapi kenapa hal-hal seperti ini terus berulang?
Siapa Dalangnya?
Jika ditelusuri, isu terorisme ini lahir pasca serangan menara kembar WTC 11 September. Peristiwa itu dijadikan dalih pemerintah AS untuk menyeru dunia melawan teroris. Meskipun banyak pihak yang mengklaim bahwa serangan itu buatan AS sendiri. Peristiwa inilah yang melahirkan proyek War on Terorism (WoT). Isu terorisme yang di wadahi WoT ini ternyata bagian dari bentuk ketakutan Barat, khususnya AS terhadap eksistensi mereka di kancah dunia.
Untuk menjalankan program WoT ini, Barat juga menciptakan program War on Radikalisme (WoR). Karena menurut Barat, radikalisme adalah akar dari terorisme itu sendiri. Padahal definisi dari radikalisme ini masih ambigu, begitu juga dengan terorisme. Definisinya bisa ditarik sesuai kebutuhan dari Barat itu sendiri.
Barat sadar betul bahwa, ancaman bagi mereka adalah Islam. Karena dari segala hal, Islam memiliki segalanya termasuk spirit persatuan yang besar. Barat menyadari bahwa, jika umat Islam ini bersatu, maka akan menjadi kekuatan yang tak terkalahkan. Apalagi secara historis ini pernah terjadi berabad-abad lamanya.
Sehingga definisi radikalisme ini bisa ditarik secara luas termasuk kepada orang atau kelompok yang memperjuangkan persatuan umat untuk menerapkan syariat Islam dalam naungan institusi khilafah. Maka proyek global War on Terorism (WoT) ini targetnya adalah Islam.
Hanya saja, Barat mengemas ide-ide busuk mereka dengan kemasan yang bagus. Padahal istilah terorisme dan radikalisme adalah bahasa kamuflase untuk menutupi maksud yang sebenarnya. Karena jika secara terang-terangan menyebut perang melawan Islam, tentu umat akan marah. Untuk mengantisipasi kemarahan itu, digunakanlah istilah global WoT, padahal kenyataannya adalah global War on Islam (WoI)
Melanggengkan Kapitalis
Tentu akan menjadi pertanyaan, mengapa isu melawan terorisme justru masif dilakukan oleh negeri Muslim, termasuk Indonesia? Mengapa Indonesia seolah menyukseskan program jahat Barat?
Tentu, karena kenyataan hari ini hegemoni Barat-lah yang tengah mendominasi negeri-negeri Muslim di dunia. Ide kapitalis sekuler yang dijadikan asas dalam bernegara, menjadi ladang tempat tumbuhnya ide-ide jahat lain hingga subur. Karena ide kapitalis sekuler ini bisa menjadikan manusia gelap mata. Sehingga, apapun yang terlihat menghalangi untuk memperoleh asas manfaat, maka akan menjadi musuh bersama atau negara. Meskipun yang harus dimusuhi adalah rakyat sendiri.
Adapun bentuk langkah yang dilakukan oleh negara dalam upaya menghilangkan berbagai halangan adalah dengan cara menerapkan Perppu dan UU Terorisme. Cara ini dilakukan untuk memerangi gerakan-gerakan Islam. Termasuk gerakan Islam yang dianggap paling radikal adalah gerakan Islam yang mengusung ide khilafah. Maka gerakan inipun kini ditiadakan dengan mencabut BHP nya.
Gerakan Islam yang mengusung ide khilafah inilah yang paling ditakutkan Barat. Karena jika Islam bersatu dalam sebuah kepemimpinan, akan menjadi kekuatan super power yang tak terkalahkan. Maka berbagai upaya pun dilakukan Barat untuk membendung kebangkitan Islam, termasuk membuat isu global WoT.
Maka sejatinya yang perlu ditakuti bahkan diperangi adalah ide kapitalisme beserta isme-isme yang lainnya, karena penerapan ide ini menjadi cikal-bakal lahirnya berbagai kejahatan yang mengancam negara. Kapitalisme seharusnya menjadi musuh negara, agar tak menjadi perpanjangan tangan Barat dalam menyerang Islam.
Stop Menyudutkan Islam!
Terorisme adalah tindakan kejahatan. Tapi, stop menyudutkan bahwa Islam agama yang mengajarkan tindakan kekerasan. Teroris bukan ajaran Islam. Karena Islam sendiri melarang seorang Muslim menumpahkan darah dan menghilangkan nyawa.
Allah SWT berfirman: “Siapa saja yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau karena membuat kerusakan di muka bumi, seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Siapa saja yang memelihara kehidupan seorang manusia, seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya” (TQS. Al-Maidah: 23)
Sudah saat kita keluar dari adu-domba terhadap sesama Muslim. Karena sudah terlihat siapa teroris yang sebenarnya. AS adalah teroris yang sesungguhnya. Bagaimana hari ini kita saksikan tindakan biadab yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina, yang nyata itu atas dukungan langsung dari AS. Apakah masih kurang untuk menyebut mereka teroris? Perlu bukti yang seperti apa? Apa menunggu Indonesia diluluh-lantakkan dengan bom?
Untuk mengembalikan kesadaran umat dari belenggu sistem kapitalisme ini tiada lain dengan dakwah. Dakwah secara pemikiran dan politik. Melakukan pembinaan kepada umat dengan pemikiran Islam agar umat memiliki saksiyah Islam yang baik.
Penyadaran kepada umat, bahwa sesungguhnya makna politik dalam Islam adalah mengatur atau mengurus urusan umat/masyarakat. Inilah tugas utama negara, bukan memata-matai rakyat dengan tuduhan jahat. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya al-Iman (khalifah) itu perisai, dimana (orang-orang) akan berperang dibelakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan lainnya)
Melakukan penyadaran kepada umat dengan dakwah hingga pada penerapan sistem Islam dan menanggalkan sistem kapitalisme. It time to be one ummah.
Wallahu a’lam bisshawab.
Views: 11
Comment here