By : Messy Ikhsan (Founder Diksi Hati dan Aktivis Mahasiswa)
Hy sobat, merasa ngga sih. Jika umat muslim saat ini berada di titik nadi terendah. Bobrok dalam segala aspek kehidupan. Kok bisa sih? Seperti ada yang aneh?
Padahal Allah memberikan peringkat tertinggi pada umat muslim sebagai umat terbaik. Tapi, kok faktanya terasa terbalik ya? Aneh, kan?
Justru yang banyak korupsi, berzina, narkoba, mencuri, itu muslim. Padadal secara lugas Allah melarang perbuatan maksiat. Seperti diterangkan dalam Al-Qur’an dan hadis.
Merasa ada yang aneh ngga sih? Dengan kehidupan hari ini. Ketika yang salah dipuja bak Tuhan. Sementara yang benar di hina bak pejahat kelas kakap.
Ketika aturan Allah dicampakkan pada jurang hitam. Sementara aturan birahi diterapakan setengah mati.
Betul, kan? Ada yang aneh saat ini?
Iya, zaman serba aneh itu bermula ketika Khilafah runtuh 3 Maret 1924. Sejak saat itu umat Islam terpecah belah menjadi potongan-potongan kecil. Tanpa ada ‘Ibu’ yang mengasihi.
Tak ada kekuatan umat Islam dalam menolak pemahaman asing seperti nasionalisme, sekularimse, dan patriotisme. Sebagai salah penyebab mundurnya pemikiran umat Islam.
Padahal sebelum itu Islam menjadi adidaya dunia. Seluruh umat mengkiblat pada negara Khilafah dalam segala aspek kehidupan. Melebihi kehebatan Cina dan Amerika saat ini.
Islam disegani oleh semua pihak. Baik kawan maupun lawan. Semua merujuk pada aturan Allah. Pada risalah yang dibawa oleh Rasulullah. Seluruh umat hidup hidup sejahtera dalam naungan Khilafah. Wow, keren banget.
Seperti yang dikatakan Will Durrant dalam buku Story Of Civilization. Para Khalifah telah memberikan keamanan pada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu telah menyediakan berbagai peluang untuk siapa pun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti ini belum pernah tercatat dalam sejarah setelah zaman mereka.
Jadi, yakin terus bertahan di zaman yang serba aneh?
Views: 18
Comment here